Kiat PHR Ajak Warga Bijak Kelola Sampah Menjadi Bernilai Ekonomi

Kiat PHR Ajak Warga Bijak Kelola Sampah Menjadi Bernilai Ekonomi
PHR memberikan pelatihan pengelolaan sampah menjadi bernilai ekonomi lewat Bank Sampah Binaan Pondok Pesantren Ibnu Al Mubarok, di Rumbai, Pekanbaru. (Foto: Humas PHR) 

WARTASULUH.COM, PEKANBARU – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) senantiasa memperhatikan kelestarian alam dan lingkungan di sekitar wilayah operasi. Sejumlah Program Tanggung Tawab Sosial (TJSL) berbasis lingkungan terus dikembangkan di tengah masyarakat.

Selain melalui program tanggung jawab sosial, PHR terus berupaya mendorong masyarakat sekitar wilayah operasi lebih peduli dengan lingkungan terutama dari timbulan sampah. PHR mengajak kelompok Satgas Kampung Siaga Bencana Meranti Jaya Pekanbaru belajar mengelola sampah dengan bijak.

PHR memberikan pelatihan pengelolaan sampah menjadi bernilai ekonomi lewat Bank Sampah Binaan Pondok Pesantren Ibnu Al Mubarok, di Rumbai, Pekanbaru. Sebanyak 27 orang kelompok masyarakat ini antusias mengikuti pelatihan manajemen pengeolaan sampah yang dipandu Penggerak Bank Sampah Rinwiningsih.

Manager External Communications Stakeholder and Relations (ECSR) PHR WK Rokan, Wan Dedi Yudishtira berharap pelatihan manajemen pengelolaan sampah ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat lebih peduli dengan lingkungan. Pengelolaan sampah yang baik, tidak hanya memberikan kenyamanan dan lingkungan yang bersih, melainkan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat. “Semoga akan semakin banyak lagi masyarakat yang peduli dengan lingkungan,” tuturnya, Kamis (5/9/2024).

Di Bank Sampah Ibnu Al Mubarok, kelompok masyarakat Satgas Siaga Bencana Meranti Jaya ini diajarkan cara mengelola sampah baik organic maupun anorganic menjadi lebih bermanfaat. Kelompok masyarakat siaga bencana ini melihat langsung keberhasilan Bank Sampah Ibnu Al Mubarok mendaur ulang sampah menjadi produk bernilai tinggi.

Sampah anorganic dikumpulkan menjadi ecobrick. Sedangkan sampah organic dikumpulkan dalam sebuah wadah untuk difermentasi menjadi pakan maggot dan pupuk lindi. Para peserta kian termotivasi saat melihat keberhasilan Bank Sampah Ibnu Al Mubarok yang telah menghasilkan berbagai produk souvenir dengan melibatkan kelompok pengrajin dari masyarakat dan kaum disabilitas. Sedangkan produksi maggot terus meningkat mencapai 200 hingga 400 kilogram per hari.

Rini membagikan kunci sukses dalam perencanaan program mengelola bank sampah. Selain mendaur ulang sampah menjadi produk bernilai, pengelolaan bank sampah perlu berkolaborasi dengan pihak lain yang memiliki visi yang sama. Begitu pula pengelolaan sampah harus bisa meningkatkan ekonomi.

“Di sini kami tidak menjual barang, tapi kami menjual sistem dan mengedukasi masyarakat. Apabila ada barang yang terjual, berarti itu adalah bonus dari kesungguhan kita untuk mengubah sesuatu yang tidak berguna menjadi sesuatu yang bernilai,” ucapnya.  

Keberhasilan program bank sampah membuat pondok pesantren ini menjadi percontohan sekaligus pusat pelatihan pengelolaan sampah. Pesertanya beragam, mulai dari instansi pemerintahan, perguruan tinggi, sekolah hingga masyarakat umum. 

Bank sampah Agrowisata Ibnu Al Mubarok telah meraih sejumlah penghargaan baik di tingkat lokal maupun nasional, di antaranya Juara I Program Satuan Pendidikan Peduli Lingkungan dari Kementerian Agama 2023. 

“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PHR dan segenap penyelenggara pelatihan pengelolaan sampah. Pengetahuan dan keterampilan yang kami peroleh selama pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami dalam mengelola sampah di lingkungan sekitar.Sekarang kami jadi lebih paham cara mengolah sampah organik maupun anorganik menjadi lebih bernilai,” kata Ketua Kelompok Satgas Kampung Siaga Bencana Meranti Jaya Pekanbaru, Azwar. (Rls)