Tabur 10 Ton Garam di Langit Riau, Satgas Udara Lanud Rsn Pekanbaru Lakukan Hujan Buatan di Rohil dan Rohul

Tabur 10 ton garam di langit Riau, yakni 800 kg hingga 1 ton per sekali terbang, Satuan Tugas (Satgas) di bawah komando Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, lakukan hujan buatan khususnya di lokasi-lokasi Karhutla yang parah seperti Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) dan Rokan Hulu (Rohul)

Tabur 10 Ton Garam di Langit Riau, Satgas Udara Lanud Rsn Pekanbaru Lakukan Hujan Buatan di Rohil dan Rohul
Tabur 10 ton garam di langit Riau, yakni 800 kg hingga 1 ton per sekali terbang, Satuan Tugas (Satgas) di bawah komando Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, lakukan hujan buatan khususnya di lokasi-lokasi Karhutla yang parah seperti Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) dan Rokan Hulu (Rohul). FOTO: Lanud Rsn Pekanbaru

WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Tabur 10 ton garam di langit Riau, yakni 800 kg hingga 1 ton per sekali terbang, Satuan Tugas (Satgas) di bawah komando Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, lakukan hujan buatan khususnya di lokasi-lokasi Karhutla yang parah seperti Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) dan Rokan Hulu (Rohul), yang selama ini menjadi fokus utama penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

"Hingga bulan Juli 2025 saja, sekitar 10 ton garam telah berhasil ditaburkan di atmosfer Riau. Upaya masif ini menunjukkan komitmen Satgas Udara dalam memadamkan api dan mengurangi dampak Karhutla," kata Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Marsma TNI Abdul Haris, yang juga Komandan Satgas Udara, Senin (28/7/2025).

Operasi ini melibatkan penggunaan dua pesawat khusus jenis fixed wings yang secara berulang kali menyemai garam di langit Riau. 

Upaya ini menjadi krusial mengingat dampak serius yang ditimbulkan oleh Karhutla terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Komandan Satgas Udara Marsma TNI Abdul Haris menjelaskan, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) telah dimulai sejak Mei 2025. 

Strategi ini bertujuan untuk memicu presipitasi, khususnya di lokasi-lokasi Karhutla yang parah seperti di Kabupaten Rokan Hilir dan Rokan Hulu, yang selama ini menjadi fokus utama penanganan.

Jumlah garam yang disemai mencerminkan skala operasi yang dilaksanakan untuk menciptakan kondisi cuaca yang lebih kondusif.

Marsma TNI Abdul Haris mengungkapkan bahwa upaya modifikasi cuaca ini mulai membuahkan hasil signifikan. 

Beberapa wilayah yang terdampak kebakaran, termasuk lokasi titik api, telah diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. 

Keberhasilan ini menjadi angin segar dalam perjuangan melawan Karhutla di provinsi tersebut. "Alhamdulillah, titik api sudah jauh berkurang. Saat ini tinggal pendinginan asap,” kata Abdul Haris.

Marsma TNI Abdul Haris menyebutkan penurunan drastis jumlah titik api menunjukkan efektivitas kombinasi strategi yang diterapkan oleh Satgas Karhutla di Riau. 

Selain OMC, Satgas Udara juga memperkuat operasinya dengan water bombing menggunakan helikopter. 

Helikopter ini memainkan peran krusial dalam memadamkan api di area yang sulit dijangkau oleh tim darat, seperti di wilayah perbukitan, melengkapi upaya pemadaman yang dilakukan dari udara dan darat.

Pada Jumat (25/7/2025) malam, hujan dengan intensitas sedang hingga deras telah mengguyur sejumlah wilayah Riau, sangat membantu dalam pemadaman Karhutla. (kha)