Dari Bono Menggaet Dunia, Pemkab Pelalawan Serius Tata Wisata Berkelas Internasional

WARTASULUH.COM, PANGKALANKERINCI - Di balik tenangnya Desa Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, tersimpan keajaiban alam yang memikat mata dunia, Ombak Bono. Fenomena alam langka ini terbentuk dari pertemuan arus pasang laut dengan arus Sungai Kampar, menghasilkan gelombang panjang hingga 40 kilometer dengan tinggi mencapai enam meter dan kecepatan hingga 40 kilometer per jam.
Eksotik ombak Bono memikat para peselancar lokal maupun mancanegara
"Ombak Bono bukan hanya keajaiban alam Indonesia, tapi juga sudah diakui dunia. Insya Allah, objek wisata ini akan berkembang dengan baik jika kita kelola bersama," ujar Bupati Pelalawan, H Zukri Misran, saat ditemui usai menghadiri agenda pariwisata daerah.
Keunikan Ombak Bono menjadikannya tujuan utama para peselancar dari berbagai penjuru dunia. Pada Festival Bono tahun 2016, tiga peselancar asal Australia – James Cotton, Roger Gamble, dan Zig Van Der Sluys – mencatatkan rekor dunia setelah berselancar sejauh 17,2 kilometer di atas gelombang Bono.
“Bono menjadi istimewa karena berbeda dari ombak laut. Gelombangnya bisa selebar 300 meter, dan bunyi dentumannya memacu adrenalin. Itulah daya tariknya,” kata Zukri.
Namun, pesona Bono tak hanya terletak pada gelombangnya. Pemerintah Kabupaten Pelalawan kini gencar melakukan berbagai perbaikan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wisata ini.
"Jalan sepanjang 30 kilometer menuju Teluk Meranti yang sebelumnya belum diaspal, sekarang tengah dalam tahap perbaikan. Ini penting agar akses menuju lokasi wisata lebih nyaman dan cepat," jelas Zukri.
Tak hanya itu, pendataan terhadap penginapan, rumah warga yang disiapkan untuk homestay, serta fasilitas penunjang wisata lainnya seperti toilet umum, parkir, dan tempat ibadah, juga terus dilakukan. Hal ini bertujuan meningkatkan kenyamanan dan keamanan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Festival Bekudo Bono yang digelar setiap tahun pun semakin semarak. Pada tahun 2022, peserta dari Rusia, Inggris, Austria, Singapura, hingga Jerman turut memeriahkan ajang tersebut, lengkap dengan atraksi budaya, permainan tradisional, dan bazar UMKM.
Pemkab Pelalawan melakukan peningkatan jalan menuju Bono, Desa Teluk Meranti
"Sejak 2011, Ombak Bono dimanfaatkan untuk olahraga selancar. Bahkan, Sungai Kampar kini dikenal sebagai satu dari hanya dua lokasi di dunia yang memiliki fenomena ombak sungai seperti ini, selain Sungai Amazon di Brasil,” tutur Zukri.
Untuk memperkuat konektivitas, Pemerintah Kabupaten Pelalawan juga telah mengusulkan penambahan lokasi exit tol, termasuk ke arah Ukui. Langkah ini bertujuan membuka akses lebih luas bagi wisatawan yang datang melalui jalan tol Pekanbaru–Rengat.
"Kalau infrastruktur memadai, wisatawan akan datang lebih mudah. Maka dari itu, jalan lintas menuju Bono harus masuk ke dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN)," tegasnya saat menghadiri Musrenbang RPJMD Provinsi Riau 2025–2029 di Balai Serindit.
Zukri juga menyoroti dampak ekonomi dari pengembangan wisata Bono. Menurutnya, geliat wisata turut menghidupkan UMKM dan ekonomi kreatif masyarakat lokal.
"Dampaknya luar biasa. UMKM di Pangkalan Kerinci dan sekitarnya kita dorong tumbuh bersama pariwisata. Wisata bukan hanya untuk dilihat, tapi harus bisa dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar," katanya.
Selain Ombak Bono, Pelalawan juga tengah menyiapkan sejumlah destinasi alternatif, seperti pemandian air panas di Pangkalan Lesung, Istana Sayap peninggalan sejarah, Danau Betung yang asri, kawasan alam Takwij, hingga Tugu Equator di Kerumutan yang direncanakan menjadi rest area ikonik.
Di bidang pelestarian budaya, Pemkab Pelalawan juga telah mengeluarkan kebijakan penggunaan bahasa Melayu setiap pekan di lingkungan pemerintahan sebagai bentuk penghormatan terhadap kearifan lokal.
"Ombak Bono ini telah menjadi fenomena dunia. Dalam festival terakhir, peserta dari delapan negara hadir, bahkan mencoba memecahkan rekor selancar terlama," ujar Zukri dengan penuh semangat.
Dengan perpaduan antara kekuatan alam, budaya, dan perbaikan infrastruktur yang terus dilakukan, Ombak Bono tak hanya menjadi gelombang air yang megah, melainkan simbol kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif Pelalawan di mata dunia. Di sinilah harapan baru untuk Riau yang lebih maju, agamis, dan berbudaya mulai menggulung seperti ombak Bono yang tak pernah lelah menyapa dunia.(Advetorial)