Empon-empon Bawa Berkah, Mengais Rezeki di Tengah Covid-19
Pandemi Covid-19 membuat empon-empon alias jamu tradisional naik daun. Ramuan warisan leluhur ini diyakini mampu menambah imun tubuh.
WARTASULUH.COM, PEKANBARU - "Rezeki Tidak Berpintu". Ungkapan bijak itu ternyata bukan isapan jempol belaka. Paling tidak itu dirasakan Misrawati, penjual jamu keliling di Pekanbaru.
Pandemi Covid-19 yang saat ini manjadi momok di seluruh belahan dunia, justeru membawa berkah bagi wanita paruh baya asal Klaten ini. Pintu rezeki terbuka lebar menghampirinya.
"Alhamdulillah, sejak pandemi ini, dagangan saya makin laris. Banyak pelanggan yang minta dibuatkan empon-empon. Ternyata pandemi Covid-19 membuat masyarakat jadi doyan minum jamu," kata perempuan yang sehari-hari berkeliling menjajakan jamunya dengan naik sepeda ketika dijumpai di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Kamis (25/12/2020).
Mbok Mis, demikian sapaan akrab orang tua tunggal empat orang anak ini mulai bertutur. Diungkapkannya, sebelum pandemi, dia mengaku hanya mampu menjual jamu maksimal 40 gelas per hari dengan rata-rata harga per gelasnya Rp5.000.
Harga itu dipukul rata untuk semua jenis jamu yang dijualnya. Seperti beras kencur, kunyit asem maupun jamu stamina.
Tapi sejak pandemi Covid-19 yang menghampiri Kota Pekanbaru awal Maret 2020 lalu, omzetnya langsung terdongkrak. Rata-rata per hari mbok Mis berhasil menjual hingga 100 gelas.
Tak sampai di situ, mbok Mis juga masih kebanjiran orderan jamu botolan. Per hari rata-rata orderan jamu botolan mencapai 15 botol dengan ukuran 1/2 liter. Harga per botol dibanderol Rp15.000.
Dari keseluruhan omzet yang didapatnya, perempuan yang tinggal di Jalan Hang Jebat ini bisa mengantongi keuntungan bersih Rp500.000.
Nominal yang diakui cukup fantastis selama dirinya menggeluti profesinya sebagai pedagang jamu keliling sejak 10 tahun ini. "Lebih dari cukup. Bisa ditabung untuk biaya anak sekolah dan mengirim untuk orang tua di Jawa," tuturnya.
Mbok Mis mengaku, empon-empon yang terbuat dari unsur tanaman rimpang seperti jahe merah, kencur, temu lawak, kunyit, pasak bumi, asam Jawa, gula aren dan beberapa campuran lainnya dipercaya bisa meningkatkan imun tubuh. Apalagi imun tubuh sangat dibutuhkan di tengah Covid-19.
"Umumnya alasan pelanggan minum jamu untuk meningkatkan imun dan stamina tubuh," katanya.
Di sisi lain, kendati pandemi Covid-19 membawa berkah bagi dirinya, namun Mbok Mis tetap berharap pandemi segera berlalu. Karena menurutnya, banyak yang dirugikan dari pandemi ini. "Anak tidak sekolah. Saudara di kampung makin susah," ungkapnya.
Dia yakin omzetnya tetap stabil kendati pandemi berakhir. Pasalnya ia menilai, minum jamu sudah menjadi trend masyarakat saat ini. "Masyarakat sekarang seperti sudah menjadikan jamu sebagai kebutuhan. Jadi walaupun Covid-19 sudah tidak ada, saya yakin kebiasaan masyarakat minum jamu tetap bertahan," katanya mengakhiri sekelumit kisah hidupnya.
Sementara itu, salah seorang pelanggan Mbok Mis, Diana mengaku hampir tiap hari dia mengkonsumsi jamu. Alasannya mengkonsumsi ramuan tradisional itu adalah untuk meningkatkan imun tubuh.
"Ramuan tradisional lebih terjamin dibandingkan yang mengandung kimia. Harganya pun terjangkau. Apalagi pemerintah pun selalu menyerukan untuk mengkonsumsi empon-empon," kata pramuniaga baby shop di Jalan Sudirman tersebut. (Sri Lestari)