Menilik Desa Wisata Kampung Patin

Dari Patin Wujudkan Zero Pengangguran Hingga Banjir Prestasi

Dari Patin Wujudkan Zero Pengangguran Hingga Banjir Prestasi
Hamparan kolam menjadi pemandangan menakjubkan di Kampung Patin, Desa Teluk Masjid. (Foto: Sri Lestari)

WARTASULUH.COM, XIII KOTOKAMPAR - Nama Kampung Patin rasanya tak asing lagi di telinga masyarakat Riau. Kampung yang terletak di Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau ini, kini sudah menggetarkan Bumi Lancang Kuning, mampu menoreh cerita bahkan ke kancah internasional lewat budidaya dan pengembangan ikan patinnya. 

Dari ikan patin, desa yang berjarak sekitar 95 kilometer dari ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru ini kini sudah menjadi desa mandiri dan mendulang banyak prestasi. 

Ikan patin mampu mengubah desa yang dulunya tergolong desa miskin ini bermetamorfosis sebagai desa yang masyarakatnya tak lagi hidup kekurangan, tapi justeru tergolong sejahtera, hidup berkecukupan baik sandang maupun pangan. 

Hal itu terlihat secara kasat mata ketika peserta lomba karya jurnalistik dalam ajang Pertamina Hulu Rokan News Award (PENA) dan Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2023 saat berkunjung ke  Kampung Patin di Desa Koto Mesjid, Jumat (23/6/2023).

Foto: Proses produksi salai patin

Kampung ini begitu indah dipandang mata. Bangunan rumah warga berdiri kokoh, bagus semuanya permanen. Bentuk bangunannya pun tergolong modern. 

Di setiap rumah terhampar kolam patin, minimal dua. Bahkan ada yang memiliki kolam hingga delapan. 

Dari ikan patin inilah membuat ekonomi masyarakat desa berpenduduk 343 kepala keluarga (KK) dan jumlah penduduk 1.239 jiwa ini berdenyut. 

Kampung yang berkembang dan sukses mandiri membangun ekonomi masyarakat melalui usaha mikro kecil menengah (UMKM) di bawah binaan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Sekolah Tinggi Pariwisata Riau membuat kampung ini terus menoreh prestasi.

Selain menghasilkan ikan patin hidup, Desa Koto Mesjid juga mengolah ikan patin menjadi salai (ikan asap), kerupuk, dan nugget. Desa ini juga menghasilkan dan menjual bibit ikan patin, mesin pelet, dan pelet.

Begitu berarti keberadaan ikan patin bagi masyarakat Koto Masjid, diakui Suhaimi SPi MMA, Penyuluh Perikanan Swadaya sekaligus pelopor dan inisiator pengembangan ikan patin di desa tersebut. 

"Berkat ikan patin, ekonomi masyarakat di sini terangkat. Ikan patin membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sini. Tidak hanya sektor ekonomi, tapi juga sosial," ujar Suhaimi. 

Salah satu impact besar adalah berkat ikan patin adalah tak ada lagi pengangguran di desa tersebut. "Kondisi desa Koto Masjid di posisi zero pengangguran. Tak ada pengangguran di sini. Bahkan bila diibaratkan, kita mengimport tenaga kerja dari luar desa," ungkap Suhaimi. 

Dari patin, Suhaimi membangun mimpi. "Minimal tiap rumah memiliki dua kolam. One house, one enterpreneur atau satu rumah satu pelaku usaha," tegas Suhaimi. (*) 

Penulis : Sri Lestari