Biaya Ngecas Mobil Listrik Vs Isi BBM Usai Harga Naik
WARTASULUH.COM - Kendaraan listrik disebut menjadi salah satu jawaban di tengah mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM). Sebab, biaya penggunaan mobil listrik lebih murah ketimbang membeli BBM, apalagi harga BBM kini naik lagi.
Biaya ngecas mobil listrik memang lebih murah. Saat ini, tarif pengisian listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Rp 2.466/kWh. Sedangkan untuk pengecasan di rumah, biaya yang dikenakan sesuai dengan tarif per kWh golongan pelanggan. Pelanggan dengan rumah berdaya R2 3.500VA-5.500VA dan R3 6.600VA ke atas dikenakan tarif Rp 1.699,53 per kWh.
Sebagai pembanding, harga bensin Pertalite dan Pertamax baru naik per Sabtu (3/9/2022) kemarin. Kini, Pertalite dijual Rp 10.000 per liter. Sementara Pertamax harganya Rp 14.500 per liter.
Lantas, bagaimana perbandingan isi full baterai mobil listrik dan isi bensin pada mobil konvensional? Berikut simulasi komparasinya.
1. Biaya Pengisian Listrik di SPKLU
Biaya pengisian mobil listrik tergantung dari kapasitas baterai yang diusungnya. Simulasi perhitungan ini menggunakan tarif listrik di SPKLU yang tertinggi yakni Rp 2.466/kWh.
Ambil contoh mobil listrik Hyundai Ioniq 5 Standard Range dengan kapasitas baterai 58 kWh. Untuk mengisi baterai sampai penuh, dengan tarif Rp 2.466/kWh maka mobil listrik Hyundai Ioniq 5 ini membutuhkan biaya Rp 143.028. Dalam kondisi baterai penuh, mobil listrik Hyundai Ioniq 5 Standard Range bisa menempuh jarak 384 km.
Kemudian bila mobil yang digunakan Hyundai Ioniq 5 Long Range dengan kapasitas baterai 72,6 kW maka biaya yang dibutuhkan untuk mengecas adalah Rp 179.031,6. Biaya Rp 179 ribuan itu bisa membuat mobil melaju sejauh 481 km.
Contoh selanjutnya mobil listrik Nissan Leaf yang memiliki baterai berkapasitas 40 kWh. Maka biaya pengecasan mobil listrik Nissan Leaf sampai penuh mencapai Rp 98.640. Dengan biaya tak sampai Rp 100.000 itu, Nissan Leaf bisa menjangkau jarak 311 km.
2. Biaya Isi BBM Mobil Konvensional
Mari kita bandingkan dengan biaya pengisian bensin untuk mobil konvensional. Simulasinya menggunakan mobil Low Cost Green Car (LCGC) yang diklaim memiliki konsumsi BBM terbilang irit, rata-rata mencapai 20 km/liter.
Misalnya mobil diisi dengan BBM jenis Pertalite yang harganya baru saja naik menjadi 10.000/liter. Untuk menempuh jarak 384 km (jarak yang sama dengan Hyundai Ioniq 5 Standard Range), dibutuhkan biaya sebesar Rp 192.000. Itu pun kalau konsumsi bahan bakarnya benar-benar mencapai 20 km/liter.
Hasil ini didapat dari membagi jarak dengan konsumsi BBM rata-rata. Baru setelahnya dikalikan dengan tarif BBM per liter. Berikut simulasi perhitungannya:
384 km:20 km/liter= 19,2 liter (total bensin yang dihabiskan)
19,2 liter x Rp 10.000 (harga Pertalite)= Rp 192.000.
Lalu, jika mobil tersebut diisi Pertamax-mengingat sesuai spesifikasi sebuah LCGC seharusnya minum BBM oktan 92 sekelas Pertamax-maka harganya lebih tinggi lagi. Saat ini, Pertamax harganya Rp 14.500. Jika mobil LCGC konsumsi bahan bakarnya 20 km/liter, maka biaya beli Pertamax untuk jarak 384 km mencapai Rp 278.400.
Sebagai catatan, konsumsi bahan bakar di atas yang mencapai 20 km/liter merupakan syarat sebuah mobil disebut LCGC. Konsumsi bahan bakar itu tidak mengikat, karena tergantung dengan berbagai hal. Misalnya, gaya berkendara, kondisi kesehatan mobil, hingga beban yang diangkut turut mempengaruhi konsumsi bahan bakar. Jika konsumsi bahan bakar mobil tersebut di bawah 20 km/liter, maka biaya yang dikeluarkan pun akan lebih tinggi lagi.
Misalnya, sebuah mobil memiliki konsumsi bahan bakar 10 km/liter. Untuk jarak yang sama 384 km, maka dibutuhkan bensin sebanyak 38,4 liter. Artinya, biaya yang dibutuhkan untuk mengisi Pertalite mencapai Rp 384.000 dan Pertamax Rp 556.800.
Sumber: Detik.com