20 Juru Masak SPPG di Riau Ikuti Uji Kompetensi

20 Juru Masak SPPG di Riau Ikuti Uji Kompetensi
Asesor dari LSP Jasa Boga, Bambang Murtianto menyampaikan materi saat uji kompetensi kepada juru masak program MBG. (Foto: rumah kreatif Caraka)

WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Sebanyak 20 juru masak dari 20 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Riau mengikuti Uji Kompetensi Juru Masak pada Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Rumah Kreatif Caraka, Selasa (04/11/2025). Pada akhirnya 20 juru masak mendapatkan hasil dengan predikat kompeten. 

Program ini merupakan inisiatif dari Rumah Kreatif Caraka yang bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi yang sudah berdiri sejak tahun 2012 dan sudah malang melintang menguji banyak profesional sesuai dengan skema-skema kompetensi Jasa Boga dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi Indonesia. 

Alfa Nonie selaku CEO dari Caraka yang juga tokoh perempuan yang bergerak di dunia jasa boga mengatakan bahwa apa yang dilakukannya adalah dalam upaya turut membantu meminimalisir terjadinya masalah di program Makan Bergizi Gratis (MBG), terutama keracunan makanan.

"Kami ingin memastikan bahwa juru masak (koki) memiliki kompetensi, pengetahuan standar operasional prosedur (SOP), dan higienitas yang sesuai dengan standar nasional," katanya. 

20 Juru Masak MBG kini mengantongi sertifikat kompeten 

Ia menyampaikan bahwa dengan adanya Sertifikasi resmi dari badan seperti Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) ini bisa menjamin koki memahami standar nutrisi, keamanan pangan, dan profesionalisme dalam menyiapkan makanan bergizi. 

Bambang Murtianto, Asesor dari LSP Jasa Boga menambahkan bahwa Sertifikasi Kompetensi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang bertanggung jawab atas penyediaan makanan dalam program tersebut. 

Untuk diketahui bahwa pelaksanaan uji kompetensi ini mencakup penilaian terhadap kemampuan para juru masak dalam: 

Pengolahan makanan: Memastikan makanan disiapkan dengan cara yang benar, higienis, dan memenuhi standar gizi yang ditetapkan.

Keamanan pangan: Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip keamanan pangan untuk mencegah kontaminasi.

Penyajian: Menyajikan makanan secara menarik dan tepat waktu.
Manajemen bahan: Mengelola bahan makanan secara efisien dan mengurangi limbah. 

Adapun Manfaat sertifikasi profesi cook di MBG adalah menjamin keamanan pangan. Artinya, koki bersertifikat diwajibkan mematuhi standar keamanan pangan yang ketat, sehingga mengurangi risiko keracunan massal seperti yang pernah terjadi.

Kemudian memastikan kualitas nutrisi. Sertifikasi memastikan makanan yang disajikan memenuhi standar nutrisi yang telah ditetapkan pemerintah. Meningkatkan profesionalisme, yakni koki yang tersertifikasi memiliki kompetensi dan profesionalisme yang teruji, termasuk dalam manajemen waktu memasak dan distribusi, serta penggunaan bahan baku yang layak.

Manfaat berikutnya, meningkatkan kepatuhan SOP. Koki bersertifikat cenderung tidak akan melanggar SOP, seperti memasak terlalu dini atau tidak sesuai jadwal, yang dapat memengaruhi kualitas dan keamanan makanan.

Memberikan tanggung jawab, kebijakan sertifikasi ini juga melibatkan yayasan mitra untuk bertanggung jawab dengan menyediakan koki pendamping, menciptakan sistem kontrol ganda untuk memastikan kepatuhan terhadap SOP.

Pengakuan dan investasi jangka panjang. Sertifikasi memberikan pengakuan resmi dari pemerintah dan menjadi bekal keterampilan yang diakui industri, yang berguna bagi koki meskipun program MBG berakhir. 

Dengan terlaksananya uji kompetensi ini, diharapkan kualitas makanan yang diberikan kepada masyarakat melalui program "makanan bergizi gratis" dapat terjamin, baik dari segi gizi, kebersihan, maupun rasa, serta mimpi mewujudkan Indonesia emas 2045 bukan sekedar mimpi. (Rls)