TP PKK-BKKBN Riau Optimalkan Peran Percepat Penurunan Prevalensi Stunting
WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Riau bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Riau, mengoptimalkan peran dalam mempercepat penurunan prevalensi stunting yang tercatat masih 22,3 persen pada 2021.
"Untuk menurunkan stunting memerlukan komitmen yang kuat dari pihak terkait, serta perlunya mengoptimalkan peran dan dukungan TP PKK. Karenanya sejak Juni 2021 selain telah mencanangkan gerakan se-Riau, TP-PKK juga telah memberi makanan tambahan kepada balita, ibu hamil dan remaja putri," kata Ketua I TP PKK Provinsi Riau Suti Mulyati di Pekanbaru, Kamis (21/4/2022).
Ia mengatakan itu saat memimpin rapat virtual bertema realisasi Peran TP PKK dalam upaya percepatan penurunan stunting di Riau diikuti puluhan TP-PKK se-Riau dan sejumlah instansi terkait lainnya. Acara ini digelar TP-PKK Riau bersama BKKBN Perwakikan Riau diikuti 100 peserta.
Ia mengatakan implementasi gerakan TP-PKK setelah pencanangan tersebut juga menggiatkan pembinaan terhadap remaja yang memasuki usia pra-nikah, peningkatan ekonomi keluarga, peningkatan gizi keluarga melalui pemanfaatan lahan pekarangan dan pembinaan Posyandu.
Suti menjelaskan bahwa program percepatan penurunan prevalensi stunting merupakan salah satu program prioritas nasional dan program TP- PKK Provinsi Riau.
"Karenanya upaya percepatan penurunan stunting di Riau perlu komitmen bersama dan terus meningkatkan koordinasi lintas sektor dan semua pemangku kepentingan untuk mencapai target Presiden Jokowi bahwa tahun 2024 Indonesia harus bisa merebut generasi emas," katanya.
Kepala Perwakilan BKKBN Riau Mardalena Wati Yulia mengatakan untuk melahirkan generasi emas tersebut diperlukan SDM unggul yang memiliki kecedersan yang produktif inovatif, komprehenhsif, sehat dalam berinteraksi pada semua lini, damai sosial dan punya peradaban yang unggul.
Ia menyebutkan bahwa Riau menargetkan percepatan penurunan stunting di Riau tahun 2022 dengan prevalensi stunting 18,86 persen, tahun 2023 ditargetkan lagi turun menjadi 15,59 persen dan 2024 menjadi 13,34 persen.
"Perlu pelibatan semua sektor melalui konvergensi sinergi semua pemangku kepentingan dan TP PPK, insyaalah target tersebut bisa dicapai," katanya.
Selain itu juga perlu menggiatkan keberadaan Tim pendamping keluarga di Riau yang sudah terbentuk kini di seluruh kabupaten dan kota se-Riau. Jumlah Tim Pendamping Keluarga (TPK) terbanyak di Kampar 1.479 orang, terbanyak kedua Inhil 1.143 orang, Pekanbaru 981 orang serta Rohil dan Rohul sebanyak 927 orang .
Selain itu, katanya lagi, BKKBN Riau juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Kemenag untuk memberikan pembekalan bagi calon pengantin sebelum menikah.