Berhasil Kendalikan Ancaman Kabut Asap Tahun Ini, Pemprov Riau Cabut Status Siaga Darurat Karhutla

Berhasil kendalikan ancaman bencana kabut asap tahun ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau cabut status siaga darurat Karhutla.

Berhasil Kendalikan Ancaman Kabut Asap Tahun Ini, Pemprov Riau Cabut Status Siaga Darurat Karhutla
Berhasil kendalikan ancaman bencana kabut asap tahun ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau cabut status siaga darurat Karhutla. FOTO: BPBD Riau

WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Berhasil kendalikan ancaman bencana kabut asap tahun ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau cabut status siaga darurat Karhutla.

Status siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan itu ditetapkan pada 13 Februari 2023 dan berakhir pada November 2023, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Riau no 191/II/2023 tanggal 13 Februari 2023 tentang penetapan status siaga bencana kebakaran hutan dan lahan Provinsi Riau tahun 2023. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal, menjelaskan, selama status siaga darurat karhutla, pihaknya bekerja sama dengan Satagas Karhula Riau, yakni TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD, Damkar, Kelompok Masyarakat/MPA, Satgas bidang perawatan dan pelayanan kesehatan. 

Kemudian, satgas bidang penegakan hukum, satgas bidang pemadaman melalui udara Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sebanyak 6 kali dari awal tahun 2023 dan dibantu helikopter Water Bombing bantuan pemerintah pusat. 

“Mulai 30 November status siaga darurat Karhutla resmi dicabut. Berdasarkan data dari satgas Karhutla Riau, jika dibandingkan tahun 2019 yang juga dilanda elnino, kita berhasil menekan luas lahan yang terbakar 299 persen. Tahun 2019 Karhutla mencapai 9.714 hektar, dan tahun 2023 2.432 hektar, terjadi penurunan Karhutla mencapai 7.281 hektar,” kata M Edy Afrizal, Kamis (30/11/2023). 

Dijelaskan Edy Afrizal, Pemprov Riau telah melakukan upaya terbaik dengan mengerahkan sumberdaya yang dimiliki. 

Ia mengaku, pihaknya diberikan dukungan penuh oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam melakukan segala upaya penanggulangan, termasuk TNI Polri. 

“Berkat kerja sama ini, kita berhasil menekan jumlah hotspot, sebanyak 11 persen. Pada tahun 2019 berjumlah 3.689 titik, dan tahun ini sebanyak 3.323 titik berkurang sebanyak 366 titik. Untuk kegiatan TMC 6 kali dari awal tahun hingga Oktober total jumlah NHCL yang disemai 68 Ton, 82 kali penyemaian,” ungkapnya.

Ia bersyukur, meski dalam kondisi  El Nino Satgas Karhutla Riau mampu mmengendalikan karhutla di Riau. 

“Berdasarkan data dari Satgas Karhutla Provinsi Riau, jika dibandingkan dengan tahun 2019 yang pada saat itu juga dilanda El Nino. Kita telah berhasil menekan luasan lahan yang terbakar sampai dengan 299 persen,” katanya di Kantor BPBD, Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru, Kamis (30/11).

Dijelaskan dia, menukil data tahun 2019 luas lahan terbakar 9.713, 90 hektare dan data tahun 2023 hanya terdapat 2.432,70 hektare lahan. Sehingga terjadi pengurangan luasan lahan terbakar sebanyak 7.281,10 hektar. Tahun ini Riau juga berhasil menekan jumlah hotspot sebanyak 11 persen.

“Pada tahun 2019 berjumlah 3.689 titik, sedangkan pada tahun 2023 sebanyak 3.323 titik dengan begitu berkurang sebanyak 366 titik. Semua keberhasilan ini tidak terlepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan, seperti patroli terpadu, sosialisasi, pemadaman darat secara terpadu yang melibatkan TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD dan pihak terkait lainnya,” jelasnya.

Diungkapkan, upaya patroli dan pemadaman udara juga telah dilakukan secara maksimal. Upaya ini di bawah koordinasi satgas udara dengan mengerahkan helikopter waterbbombing dan helikopter patroli bantuan dari BNPB, KLHK, dan perusahaan. 

“Langkah teknologi modifikasi cuaca sudah dilakukan sebanyak 6 tahap. Kemudian, upaya penegakkan hukum juga telah dilakukan yaitu dengan telah ditetapkannya 19 tersangka pelaku pembakaran hutan dan lahan dan sekarang sedang dilakukan pengembangan penyidikan,” ungkapnya. 

Edy mengatakan, berdasarkan pantauan saat ini sudah tidak ada lagi titik api di Riau. Sehingga, hasil rapat evaluasi siaga darurat bencana karhutla yang dilaksanakan pada tanggal 27 November 2023, disimpulkan bahwa pada bulan Desember 2023 seluruh wilayah provinsi Riau sudah memasuki musim hujan. 

“Maka pada hari ini kamis tanggal 30 november 2023 status siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau tahun 2023 dinyatakan berakhir. Selanjutnya, pengendalian karhutla dilakukan oleh masing-masing instansi sesuai dengan tupoksi dan kewenanangnnya,” Edy menegaskan.

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dari pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BMKG, BRIN, BRGM serta instansi lainnya. 

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada bupati dan wali kota serta forkompimda kabupaten/kota, yang telah berupaya dengan maksimal dalam mengatasi kebakaran yang terjadi di wilayahnya masing-masing. 

“Kemudian kepada kalangan akademisi, media massa, dunia usaha dan masyarakat yang turut andil dalam membuat kajian serta melakukan berbagai upaya dalam pengendalian karhutla,” pungkasnya. (kha)