Antisipasi Kabut Asap Karhutla dengan Hujan Buatan, Pemprov Riau Minta Bantuan Teknologi Modifikasi Cuaca

Antisipasi kabut asap Karhutla dengan hujan buatan, Pemprov Riau minta bantuan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ke Pemerintah Pusat. Pasalnya, sejak beberapa hari terakhir, sejumlah daerah di Riau diselimuti kabut asap.

Antisipasi Kabut Asap Karhutla dengan Hujan Buatan, Pemprov Riau Minta Bantuan Teknologi Modifikasi Cuaca
Antisipasi kabut asap Karhutla dengan hujan buatan, Pemprov Riau minta bantuan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ke Pemerintah Pusat. Pasalnya, sejak beberapa hari terakhir, sejumlah daerah di Riau diselimuti kabut asap. FOTO: Diskominfotik Riau

WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Antisipasi kabut asap Karhutla dengan hujan buatan, Pemprov Riau minta bantuan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ke Pemerintah Pusat. Pasalnya, sejak beberapa hari terakhir, sejumlah daerah di Riau diselimuti kabut asap.

"Kami sudah kembali mengajukan kembali pelaksanaan TMC. Mudah-mudahan TMC bisa segera kembali dilakukan di Riau," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau M Edy Afrizal, Rabu (4/9/2023). 

Saat ini, katanya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau relatif terkendali. Meski begitu, upaya TMC masih penting dilakukan. 

Selain untuk membasahi lahan gambut agar tidak terbakar, hujan yang turun juga bisa mengantisipasi kabut asap yang melanda.

"Karhutla di Riau terkendali. Dari 1.000 lebih hotspot di Sumatera hari ini, di Riau hanya 21 titik. Sementara di Sumsel ada 800 lebih," ungkap M Edy Afrizal.

Dengan kondisi Karhutla di Riau tersebut, pihaknya menyebut kabut asap yang melanda Provinsi Riau utamanya di Pekanbaru yakni masih merupakan asap dari provinsi tetangga yakni Jambi dan Sumatera Selatan (Sumsel). 

Karena itu, pihaknya mengajukan TMC agar di Riau dapat turun hujan dan menghambat asap masuk ke Riau.

"Kalau di Riau ada hujan, asap bisa tertahan. Ini penting dilakukan karena Riau merupakan benteng terakhir, jika asap terus-menerus masuk ke Riau bisa saja asap mengarah ke negara tetangga," jelas M Edy Afrizal. 

Pagi ini, kualitas udara Pekanbaru masih tidak sehat dengan Konsentrasi Partikulat PM2.5 tertinggi capai 74.50 µm/m3 berdasarkan pemantauan di laman BMKG.go.id, Rabu (4/10/2023) pukul 08.21 WIB. Sedangkan jarak pandang 2 kilometer kabur dan berpotensi hujan malam hari.

"Pagi ini, jarak pandang 2 kilometer kabur, cerah berawan namun tidak ada potensi hujan," kata Forecaster BMKG Pekanbaru, Mia, Rabu (4/10/2023).

Selanjutnya, pada siang hingga sore hari cerah berawan - berawan dengan potensi hujan dengan intensitas ringan terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai.

"Malam harinya cerah Berawan – Berawan dengan potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang tidak merata terjadi di sebagian wilayah Rokan Hulu, Kampar, Bengkalis, Siak, Dumai, dan Pekanbaru," jelasnya.

Untuk dini hari nanti berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian wilayah Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kampar, Kuantan Singingi, Bengkalis, Siak, Pelalawan, Indragiri Hulu,Indragiri Hilir, Dumai, dan  Pekanbaru.

"Waspada hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di sebagian wilayah Rokan Hulu,  Kampar, Kuantan Singingi, Pelalawan,  Siak, Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir, Bengkalis, Pekanbaru dan Dumai pada malam dan dini hari," imbaunya.

Kemudian, untuk suhu udara berada diantara 23.0 – 33.0 °C dengan kelembapan udara 50 – 99 %, arah angin bertiup dari Tenggara menuju Selatan / 10 – 30 km/jam. (kha)