4 Kebiasaan yang Buruk Bagi Otak, Salah Satunya Kurang Bergaul

4 Kebiasaan yang Buruk Bagi Otak, Salah Satunya Kurang Bergaul
Ilustrasi otak

WARTASULUH.COM- Banyak kebiasaan yang bisa memperburuk kesehatan otak. Namun ada empat hal yang mempunyai pengaruh paling besar.

Kendati demikian, Rudolph Tanzi, direktur Unit Penelitian Genetika dan Penuaan dan salah satu direktur Pusat Kesehatan Otak McCance di Rumah Sakit Umum Massachusetts yang berafiliasi dengan Universitas Harvard menilai kebiasaan ini dapat dengan mudah diubah.

"Kabar baiknya adalah hal ini juga paling mudah diubah," katanya dalam laman Harvard dikutip Jumat (12/7/2024).

Lalu, apa empat kebiasaan yang buruk bagi otak? Simak berikut ini.

4 Kebiasaan yang Buruk Bagi Otak

1. Terlalu Banyak Duduk

Rata-rata orang dewasa duduk selama 6,5 jam per hari. Sebuah studi tahun 2018 di PLOS One menemukan bahwa terlalu banyak duduk dikaitkan dengan perubahan di bagian otak yang penting untuk memori. Para peneliti menggunakan pemindaian MRI untuk melihat lobus temporal medial (MTL), wilayah otak yang membuat ingatan baru, pada orang berusia 45 hingga 75 tahun.

Mereka kemudian membandingkan pemindaian tersebut dengan jumlah rata-rata jam per hari orang tersebut duduk. Mereka yang duduk paling lama memiliki wilayah MTL yang lebih tipis. Menurut para peneliti, penurunan MTL dapat menjadi awal dari penurunan kognitif dan demensia.

Tanzi menyarankan untuk bergerak setelah 15 hingga 30 menit duduk.

"Setel pengatur waktu yang sedang berlangsung di ponsel Anda sebagai pengingat," ujarnya.

Berjalanlah di sekitar rumah, lakukan push-up di meja dapur, atau lakukan jalan cepat di sekitar lingkungan. Buatlah diri tetap aktif.

2. Kurang Bergaul

Kesepian dikaitkan dengan depresi dan risiko alzheimer yang lebih tinggi serta dapat mempercepat penurunan kognitif. Sebuah studi pada bulan Juli 2021 di The Journals of Gerontology: Seri B menemukan bahwa orang yang kurang aktif secara sosial kehilangan lebih banyak materi abu-abu otak, lapisan luar yang memproses informasi.

Tanzi mengatakan kamu tidak perlu berinteraksi dengan banyak orang untuk mendapatkan manfaatnya. Temukan dua atau tiga orang yang pada dasarnya bisa kamu ajak berbagi apa pun.

Buatlah grup sebagai wadah sosial. Kirim SMS atau telepon mereka secara teratur.

"Anda menginginkan interaksi yang bermakna dan menstimulasi mental, jadi pilihlah orang yang Anda sayangi dan sayangi Anda," kata Tanzi.

3. Kurang Tidur

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sepertiga orang dewasa tidak mendapatkan waktu tidur 7-8 jam seperti yang direkomendasikan. Penelitian dalam Sleep edisi Desember 2018 menemukan bahwa keterampilan kognitif, seperti ingatan, penalaran, dan pemecahan masalah, menurun ketika orang tidur kurang dari 7 jam per malam.

Untuk mendapatkan jam tidur yang cukup, Tanzi menyarankan agar tidur satu jam lebih awal dari biasanya. Ini akan membantu mengurangi waktu larut malam dan memberi otak dan tubuh untuk mendapatkan tidur yang cukup.

4. Stres Kronis

Stres kronis dapat membunuh sel-sel otak dan mengecilkan korteks prefrontal, yaitu area yang bertanggung jawab untuk memori dan pembelajaran.

Tanzi menyarankan untuk bersikap fleksibel dengan reaksi. Contohnya, saat kamu merasa akan marah, tarik napas dalam-dalam dan ingatkan diri bahwa kamu tidak selalu tahu apa yang terbaik, dan terimalah bahwa pendekatan lain mungkin baik-baik saja.

"Menjinakkan ego Anda dapat menghilangkan stres sebelum menjadi tidak terkendali," kata Tanzi.