Waspadai Cacar Monyet, Pakar Usul Pemerintah Waspada Kedatangan dari Afrika
WARTASULUH.COM, JAKARTA - Sebanyak 80 kasus cacar monyet terkonfirmasi di 11 negara, dari Inggris hingga Amerika Serikat. Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengusulkan agar pemerintah mewaspadai orang-orang yang baru datang dari negara-negara Afrika.
"Kita harus melihat bahwa dalam kasus ini tentu perlu screening di pintu masuk negara, terutama negara dengan kasus ini. Tentu juga penting sekali dilakukan," ujar Dicky ketika dihubungi, Sabtu (21/5/2022).
"Respons yang (perlu) dilakukan pemerintah harusnya mewaspadai, mengamati, melakukan screening ketat, terutama para pendatang dari negara yang endemik, seperti Afrika," lanjutnya.
Screening harus dilakukan supaya memberikan proteksi bagi warga Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar orang yang baru datang dari Afrika tidak terpapar ataupun membawa virus.
Ke depan, fungsi karantina, kata Dicky, harus terus ditingkatkan lagi. Sumber daya atau petugas karantina juga perlu disiapkan secara matang.
"Di bandara itu masker jadi penting banget baik untuk penumpangnya maupun petugas bandara itu sendiri. Setidaknya ada edukasi yang diberikan," jelas Dicky.
Diketahui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan ada 80 kasus cacar di 11 negara, dari Italia, Portugal, Inggris, hingga Amerika Serikat (AS).
Cacar monyet (monkeypox) biasanya paling sering terjadi di daerah terpencil di Afrika bagian tengah dan barat. Kasus-kasus penyakit ini di negara lain sering dikaitkan dengan perjalanan pasien ke wilayah Afrika.
Juru bicara Kementerian Kesehatan RI dr Mohammad Syahril menegaskan belum ada laporan kasus cacar monyet. Meski begitu, pihaknya masih bakal terus memantau perkembangan situasi ke depan.
"Semuanya harus waspada, tapi jangan panik yang berlebihan. Saat ini kita selalu memantau perkembangan penyebarannya di negara-negara yang sudah ada kasusnya," beber Syahril dilansir detikcom, Sabtu (21/5/2022).
"Pengawasan di pintu masuk dari luar negeri. Selanjutnya diminta agar selalu disiplin protokol kesehatan yang selama ini sudah menjadi budaya sehat," sambung dia. (Ws)
Editor : Lestari