Timo Scheunemann Minta Pemain Timnas Putri U-17 Indonesia Belajar dan Bangkit, Gagal Lolos ke Piala Asia Putri U-17 2026

Pelatih Timo Scheunemann minta pemain Timnas Putri U-17 Indonesia belajar dan bangkit usai kalah 0-1 dari Myanmar, sehingga gagal lolos ke Piala Asia Putri U-17 2026, pada Jumat (17/10/2025) di Thuwunna Stadium, Yangon.

Timo Scheunemann Minta Pemain Timnas Putri U-17 Indonesia Belajar dan Bangkit, Gagal Lolos ke Piala Asia Putri U-17 2026
Pelatih Timo Scheunemann minta pemain Timnas Putri U-17 Indonesia belajar dan bangkit usai kalah 0-1 dari Myanmar, sehingga gagal lolos ke Piala Asia Putri U-17 2026, pada Jumat (17/10/2025) di Thuwunna Stadium, Yangon. FOTO: Timnas Indonesia

WARTASULUH.COM, JAKARTA - Pelatih Timo Scheunemann minta pemain Timnas Putri U-17 Indonesia belajar dan bangkit usai kalah 0-1 dari Myanmar, sehingga gagal lolos ke Piala Asia Putri U-17 2026, pada Jumat (17/10/2025) di Thuwunna Stadium, Yangon.

Dalam pertandingan itu, Timnas Putri U-17 Indonesia sebenarnya tampil dominan dan lebih banyak menguasai bola. 

Namun, peluang yang didapat belum mampu dikonversi menjadi gol, hingga Myanmar memanfaatkan satu momen untuk mencetak gol kemenangan.

“Ini kekalahan yang berat, tapi juga penuh pembelajaran,” ujar Timo, dikutip Wartasuluh.com dari Kitagaruda.id, Minggu (19/10/2025).

“Kalau kamu pernah bermain sepak bola, kamu tahu kekalahan paling menyakitkan adalah ketika kamu seharusnya menang, tapi kalah karena penampilan sendiri. Itulah yang terjadi hari ini,” lanjutnya. 

Meski kecewa dengan hasil akhir, Timo tetap memberikan apresiasi terhadap semangat juang anak asuhnya. 
Ia menegaskan bahwa Timnas Putri U-17 Indonesia ini masih sangat muda dan berada di tahap awal proses pembentukan jangka panjang.

“Kami seharusnya bisa menang kalau bermain dengan performa terbaik. Tapi 10 dari 11 pemain tidak tampil maksimal hari ini. Itu jadi bahan evaluasi. Namun, inilah sepak bola usia muda, naik turun itu bagian dari proses,” katanya.

Timo juga menegaskan bahwa kekalahan bukan akhir dari segalanya. Sebaliknya, ini menjadi momentum untuk membentuk karakter dan mentalitas pemain muda agar siap bersaing di level lebih tinggi.

“Yang penting sekarang mereka belajar untuk tidak mencari alasan, tidak menyalahkan siapa pun, dan berani mengakui ketika tampil di bawah performa. Itu satu-satunya cara untuk berkembang,” tegasnya.

Pelatih berusia 51 tahun itu tetap menunjukkan rasa hormat kepada Myanmar yang tampil percaya diri di depan publik sendiri. 

Namun, ia menilai jarak kualitas antara kedua tim tidak jauh dan Timnas Putri U-17 Indonesia punya potensi besar untuk menutup kesenjangan tersebut.

“Tidak ada maksud meremehkan Myanmar. Mereka bermain baik dan pantas menang. Tapi kami tahu, kalau tampil dengan performa terbaik, kami bisa mengimbangi atau bahkan menang. Sekarang tinggal bagaimana kami belajar dan bangkit,” jelas Timo.

Lebih lanjut, Timo mengingatkan bahwa sebagian besar pemainnya masih berusia sangat muda, bahkan ada yang baru 14 tahun. Ia menilai aspek pengalaman dan kematangan akan datang seiring waktu dan kesempatan bertanding.

Menutup pernyataannya, Timo menegaskan bahwa pihaknya akan terus fokus pada pembangunan infrastruktur dan ekosistem sepak bola putri Indonesia agar talenta muda mendapat wadah berkembang yang lebih baik.

“Kami baru di awal. Kuncinya adalah kesabaran. Kami akan terus bekerja membangun fondasi yang kuat untuk masa depan sepak bola putri Indonesia,” pungkasnya. (kha)