Pekanbaru Peringkat 2 Nasional di Indeks Ketahanan Pangan

Pekanbaru Peringkat 2 Nasional di Indeks Ketahanan Pangan

WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Indeks Ketahanan Pangan (IKP) Kota Pekanbaru berada di peringkat tertinggi di Pulau Sumatera. Pekanbaru yang sebelumnya berada di peringkat 22, kini telah naik di peringkat kedua nasional. 

Hal ini sebagai bukti bahwa Pemko Pekanbaru senantiasa terus berkomitmen untuk memperkuat ketahanan pangan. Agar, Pekanbaru bisa menghasilkan sehingga sumber daya manusia yang sehat, aktif, dan produktif, serta berdaya saing atau dikenal dengan Smart People yang digaungkan Wali Kota Pekanbaru Firdaus.

 

“Ini lompatan luar biasa. Peringkat IKP Pekanbaru melesat naik dari ranking 22 pada 2020 menjadi kota terbaik ke-2 se-Indonesia pada 2021," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru Alek Kurniawan, Sabtu (12/2/2022). 

Dalam rangka mengetahui tingkat ketahanan pangan suatu wilayah beserta faktor-faktor pendukungnya, pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian telah mengembangkan suatu sistem penilaian dalam bentuk IKP. Sistem penilaian ini mengacu pada definisi ketahanan pangan dan subsistem yang membentuk sistem ketahanan pangan. 

 

IKP yang disusun, berdasarkan Buku IKP Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, merupakan penyesuaian dari indeks yang telah ada berdasarkan ketersediaan data tingkat kabupaten dan kota serta provinsi. 

 

Berdasarkan analisis ketahanan dan kerentanan pangan (FSVA) Tahun 2021, Kota Pekanbaru dianggap sudah tahan pangan. Hal yang didasarkan pada 8 indikator yang terbagi dalam dua aspek penilaian. 

Pertama, aspek keterjangkauan pangan yang dinilai dari indikator yang terdiri dari persentase penduduk di bawah garis kemiskinan, persentase rumah tangga dengan proporsi pengeluaran lebih dari 65 persen terhadap pengeluaran total, persentase rumah tangga tanpa akses listrik. 

Kedua, aspek pemanfaatan pangan terdiri dari rata-rata lama sekolah perempuan di atas 15 tahun, persentase rumah tangga tanpa akses air bersih, rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan terhadap tingkat kepadatan penduduk, prevalensi balita stunting, dan angka harapan hidup pada saat lahir.