Antisipasi Kasus DBD di Pekanbaru, Diskes Imbau Warga Terus Lakukan 3M Plus

Antisipasi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pekanbaru, Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru menghimbau warga supaya terus melakukan 3M Plus

Antisipasi Kasus DBD di Pekanbaru, Diskes Imbau Warga Terus Lakukan 3M Plus
Antisipasi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pekanbaru, Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru menghimbau warga supaya terus melakukan 3M Plus. FOTO: Diskes Pekanbaru

WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Antisipasi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pekanbaru, Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru menghimbau warga supaya terus melakukan 3M Plus, yakni Menguras dan Menutup tempat-tempat penampungan air, serta Mengubur atau Mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi dijadikan sebagai tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

Kemudian poin plusnya, warga dapat menanam tanaman pengusir nyamuk, memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk dan lainnya.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Diskes Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut menyebutkan, 3M Plus diperlukan mengingat kondisi cuaca di Pekanbaru yang masih tidak menentu.

"Misalnya sekarang kemarau, tapi masih ada hujannya. Kalau kita lalai, nanti ada wadah-wadah yang bisa menampung air ketika hujan. Maka itu, kita tetap harus menerapkan 3M Plus. Itu yang harus tetap dilaksanakan," ungkapnya, Minggu (18/8/2024).

Di samping itu, kata Ingot, pihaknya juga aktif melakukan pengawasan maupun penanganan DBD seperti menurunkan tim pemantau jentik nyamuk dan melakukan fogging atau pengawasan jika ditemukan kasus.

"Namun untuk fogging, ini tidak bisa sembarangan. Fogging harus dilakukan pada waktu yang tepat, artinya di waktu nyamuk aedes aegypti aktif. Kalau tidak dikhawatirkan nyamuk justru menjadi kuat (kebal), tahan terhadap fogging dan tentu hasilnya akan sia-sia," tegasnya.

Terkait kasus sendiri, ia menyampaikan saat ini belum ada terjadi peningkatan penderita DBD. "Kalau kasusnya sedikit, dan setiap kasus ini ada SOP (standar operasional prosedur) untuk penanganannya," tutup Ingot. (kha)