Kenali Pencegahan Diabetes Melitus pada Anak

Kenali Pencegahan Diabetes Melitus pada Anak
Ilustrasi Diabetes Melitus

WARTASULUH.COM- Diabetes melitus adalah suatu kondisi medis kronis yang dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengubah makanan, terutama gula menjadi energi. Gula yang tidak dapat diolah dengan baik akan menyebabkan glukosa darah menjadi tinggi.

Tidak hanya orang dewasa, penyakit ini ternyata juga banyak dialami oleh anak-anak. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan penanganan tepat guna mengelola dan mengontrol kondisinya. Pengobatan diabetes yang tidak tepat dapat merusak jantung, pembuluh darah, ginjal, mata, dan sistem saraf selama bertahun-tahun.

Melansir dari Okezone Jum'at (26/7/2024), umumnya terdapat dua jenis diabetes yang disebut sebagai diabetes tipe 1 dan tipe 2. Kedua jenis diabetes tersebut dapat terjadi pada semua usia, namun anak-anak lebih mungkin didiagnosis menderita diabetes tipe 1.

Meskipun diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia berapa pun, biasanya terdapat dua periode puncak kejadian, yaitu antara usia lima hingga enam tahun dan kemudian terjadi lagi pada usia 11 hingga 13 tahun.

Diabetes tipe 1 terjadi ketika pankreas tidak memproduksi cukup insulin. Insulin adalah hormon yang digunakan tubuh untuk memungkinkan gula memasuki sel agar menghasilkan energi. Tanpa cukup insulin, gula tidak dapat di produksi oleh tubuh dan akan menumpuk di aliran darah.

Kondisi ini menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah yang akhirnya akan dikeluarkan melalui urin, membawa serta air dari tubuh. Akibatnya, salah satu tanda pertama yang terlihat adalah peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari.

Selain itu, gejala utama lainnya meliputi rasa haus dan lelah yang berlebihan, penurunan berat badan, dan peningkatan nafsu makan. Namun, hingga saat ini diabetes melitus tipe 1 belum memiliki obat yang dapat menyembuhkannya.

Pengobatan saat ini difokuskan pada penaturan kadar gula darah melalui penggunaan insulin, penyesuaian pola makan, dan perubahan gaya hidup untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Oleh karena itu. kasus diabetes tipe 1 pada anak usia 12-18 tahun mengalami peningkata hingga 70 persen dari 2010-2023, menurut data dari Ikatan Dokter Indonesia (IDAI).

Tidak hanya itu, jumlah data anak-anak yang menderita diabetes tipe 2 juga mengalami peningkatan mencapai 80 persen dan bahkan disertai dengan obesitas. Penyakit ini disebabkan oleh new lifestyle dieses, penyakit gaya hidup baru yang mencakup pola makan buruk dan kurangnya aktivitas fisik.

Selain masalah berat badan, faktor risiko lain untuk diabetes melitus tipe 2 pada anak adalah memiliki anggota keluarga yang mengidap penyakit ini dan lahir dari ibu yang mengalami diabetes saat hamil, atau kondisi medis tertentu yang mempengaruhi cara tubuh memproses insulin.

Gejala diabetes melitus tipe 2 mirip dengan diabetes tipe 1, namun biasanya muncul secara bertahap. Selain itu, salah satu tanda khas adalah perubahan warna kulit di area tertentu, seperti area di sekitar leher atau ketiak.