Program Makan Bergizi Gratis Telah Jangkau 30 Juta Penerima Manfaat, Presiden Prabowo: Masih Ada Rakyat Makan Nasi dengan Garam

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menjangkau hampir 30 juta penerima manfaat dalam 11 bulan pelaksanaannya. Presiden RI Prabowo Subianto mengakui masih ada tantangan di lapangan, termasuk kasus kekurangan dan keracunan makanan, namun jumlahnya sangat kecil jika dibandingkan dengan skala program. 

Program Makan Bergizi Gratis Telah Jangkau 30 Juta Penerima Manfaat, Presiden Prabowo: Masih Ada Rakyat Makan Nasi dengan Garam
Presiden RI Prabowo Subianto pada Senin (10/2/2025), mengunjungi SDN Kedung Jaya 1 Bogor, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, untuk meninjau langsung pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG). Foto: BPMI Setpres/Cahyo

WARTASULUH.COM, JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menjangkau hampir 30 juta penerima manfaat dalam 11 bulan pelaksanaannya. Presiden RI Prabowo Subianto mengakui masih ada tantangan di lapangan, termasuk kasus kekurangan dan keracunan makanan, namun jumlahnya sangat kecil jika dibandingkan dengan skala program. 

“Ada kekurangan? Ada. Tapi manfaatnya sangat-sangat besar. Banyak elit tidak menyadari bahwa masih ada rakyat kita yang makan nasi hanya dengan garam. Kini kita bisa memberi sesuatu yang mereka butuhkan,” ungkap Prabowo Subianto dikutip Wartasuluh.com dari laman Presidenri.go.id, Rabu (1/10/2025).

Presiden Prabowo menyebut tingkat penyimpangan yang tercatat hanya 0,00017 persen dari seluruh distribusi. 

“Ini tidak membuat bahwa kita puas dengan itu, tapi namanya usaha manusia yang demikian besar, yang belum pernah dilaksanakan, saya kira dalam sejarah dunia,” tegas Kepala Negara.

Presiden Prabowo mencontohkan pengalaman Brasil yang membutuhkan waktu 11 tahun untuk mencapai 40 juta penerima manfaat. 

Indonesia, kata Presiden, dalam waktu kurang dari satu tahun sudah mampu menjangkau 30 juta penerima. 

“Dalam 11 bulan kita telah membuktikan dengan iktikad yang baik, dengan tujuan yang baik, dengan hati yang ikhlas, dengan cinta Tanah Air dan cinta rakyat, kita bisa berbuat banyak. Kita telah menyelamatkan minimal Rp300 triliun rupiah. Rp300 triliun inilah yang kita pakai untuk makan bergizi gratis,” ujar Presiden.

Presiden menyampaikan, program pemerintah ini bukan hanya memberikan manfaat langsung bagi anak-anak dan ibu hamil, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat hingga ke tingkat desa.

Selain manfaat langsung bagi penerima, program ini juga memberi dampak besar terhadap perekonomian rakyat. 

Kebutuhan bahan pangan untuk program ini berasal dari desa dan kecamatan, sehingga petani dan peternak memiliki pasar yang terjamin.

“Dengan program makan bergizi ini menjadi strategis, menjadi sesuatu yang di luar ekspektasi kita. Ternyata dengan makan bergizi ini kita bisa menciptakan lapangan di awal tahun depan, Januari-Februari, 1,5 juta lapangan kerja baru. Kita telah berhasil menghidupkan ekonomi rakyat, bahwa tiap hari kita butuh telur, kita butuh sayur, kita butuh ikan, kita butuh ayam, kita butuh bahan-bahan dari kampung-kampung itu sendiri, dari kecamatan-kecamatan itu sendiri,” jelas Presiden.

Presiden menambahkan bahwa alokasi anggaran yang mendekati Rp335 triliun atau sekitar USD20 miliar akan digelontorkan tahun depan untuk mendukung program ini. 

Dana tersebut akan langsung mengalir ke desa-desa, membalik arus yang sebelumnya terkonsentrasi di kota besar.

“Yang selama berapa puluh tahun uang dari daerah mengalir ke Jakarta, dan di Jakarta sering mengalir ke luar negeri, menetap di luar negeri dan tidak tinggal di Indonesia. Kita balik sekarang uang masuk ke desa-desa,” kata Presiden.

Lebih jauh, Presiden menegaskan bahwa target program adalah menjangkau 82 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.

“Sebagai seorang pemimpin, sebagai seorang Bapak, saya bangga dengan 30 juta, tapi saya masih ingat 52 juta anak-anak kita masih berharap, masih menunggu dengan ibu-ibu hamil,” ungkap Presiden. (kha)