Piala Dunia di Qatar Paling Kontroversial, Ini 6 Alasannya
WARTASULUH.COM- Piala Dunia 2022 yang tengah berlangsung di Qatar disebut-sebut sebagai gelaran pesta sepakbola dunia yang paling kontroversial.
Sejak awal, penunjukan Qatar sebagai host Piala Dunia sudah mengundang banyak kritik atas tuduhan suap dan korupsi di kalangan pejabat FIFA yang memilih Qatar. Selain itu, banyak kekhawatiran tentang pelanggaran hak asasi manusia yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di negara Timur Tengah tersebut.
Berikut adalah 6 hal yang membuat gelaran Piala Dunia 2022 di Qatar paling kontroversial:
1. Isu LGBT hingga ancaman sanksi dari FIFA
LGBT dan seks di luar pernikahan dianggap sebagai sebuah kejahatan menurut aturan Qatar yang diancam hukuman pidana. Hal ini menjadi perhatian serius sejumlah penggemar sepakbola dunia, terutama di Eropa, yang lantang menyuarakan hak-hak kelompok LGBT. Sebagian dari mereka mengaku batal menonton secara langsung di Qatar karena merasa tidak aman.
Tim nasional (timnas) dari tujuh Eropa yang berkompetisi di Piala Dunia 2022 sempat berencana mengenakan armband dengan logo "OneLove" yang menyimbolkan dukungan untuk hak-hak LGBTQ selama turnamen, namun mereka mengurungkan niat tersebut setelah mendapat peringatan dari Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) bahwa mereka bisa dihukum.
Pada laga Rabu (24/11/2022), Timnas Jerman melakukan pose bungkam mulut saat sesi foto sebelum bertanding melawan Jepang. Aksi bungkam mulut itu merupakan bentuk protes terhadap ancaman FIFA yang dinilai membungkam mereka untuk bersuara mengenai isu tertentu dalam ajang Piala Dunia.
Sebelum 7 negara Eropa mengumumkan bahwa kapten mereka tidak akan mengenakan armband "OneLove" di Qatar, FIFA menggaungkan kampanye "Tanpa Diskriminasi" dan mengatakan semua kapten timnas di Piala Dunia akan memiliki kesempatan untuk mengenakan ban kapten yang terkait dengan kampanye tersebut.
2. Larangan penjualan bir di stadion
Hanya selang dua hari sebelum pembukaan Piala Dunia pada Minggu (20/11/2022), Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) mengumumkan larangan penjualan minuman beralkohol di semua stadion. Pengumuman tersebut dikeluarkan FIFA setelah berdiskusi dengan Qatar selaku tuan rumah yang memiliki aturan ketat terkait alkohol.
Sebelumnya, Budweiser, salah satu sponsor utama Piala Dunia, memiliki hak eksklusif untuk melakukan penjualan produk birnya, AB InBev, di sekitar stadion, yaitu pada tiga jam sebelum dan satu jam setelah setiap pertandingan.
Namun, kebijakan tersebut akhirnya direvisi setelah adanya negosiasi panjang antara Presiden FIFA, Gianni Infantino; Budweiser; dan Eksekutif Komite Tertinggi Qatar. Meskipun demikian, Budweiser akan tetap diizinkan menjual bir beralkohol di zona FIFA FAN Fest di pusat Kota Doha. Penjualan juga bisa dilakukan di tempat hiburan yang sudah ditentukan.
Larangan penjualan alkohol di stadion mendapat banyak protes dari penggemar sepakbola yang datang langsung ke Qatar. Penggemar asal Ekuador bahkan ramai-ramai berseru "Kami ingin bir" saat menonton laga timnas kesayangan mereka melawan tim tuan rumah Qatar.
3. Isu penonton bayaran
Qatar juga diisukan membayar penggemar sepak bola untuk memosting hal positif tentang Piala Dunia 2022.
Dilansir dari DW, salah satu surat kabar Jerman, mereka mengklaim bahwa negara dengan ibu kota negara Doha tersebut membayar biaya perjalanan para penggemar internasional terpilih.
Selain itu, penyiar salah satu media Belanda, NOS juga mengatakan hal serupa. NOS menyebutkan bahwa para penggemar tersebut mendapatkan imbalan berupa penerbangan dan hotel atas postingan positif di media sosial.
Berdasarkan penelusuran cek fakta DW, isu Qatar membiayai penerbangan, hotel, dan perjalanan tak terduga para penggemar sepak bola internasional terpilih adalah benar. Supreme Committee (SC) yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan Piala Dunia 2022 telah mengonfirmasi hal tersebut kepada DW.
4. Dugaan pemalsuan jumlah penonton
Sepi penonton pada pertadingan perdana grup A Piala Dunia antara Qatar dan Ekuador di Stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar, Minggu, (20/11/2022).
Banyak tuduhan bahwa FIFA dan Qatar memalsukan jumlah penonton di stadion.
Dilansir dari media Inggris, Mirror, pada laga perdana Piala Dunia 2022, yaitu Qatar vs Ekuador di Stadion Al-Bayt, disebutkan stadion memiliki kapasitas 60.000 orang, tetapi FIFA menyebutkan bahwa angka resmi jumlah penonton yang hadir adalah 67.372. Padahal, terlihat banyak bagian kursi kosong di stadion. Tak lama kemudian, angka kapasitas stadion diperbarui menjadi 68.895 penonton.
Perubahan tersebut juga terjadi di Stadion Internasional Khalifa. Disebutkan, stadion itu memiliki kapasitas 40.000 penonton. Namun, FIFA menyebutkan melalui laman webnya bahwa penonton yang hadir pada pertandingan Inggris vs Iran berjumlah 45.334. Setelah muncul kontroversi dan pemeriksaan kembali, FIFA memperbarui angka kapasitas stadion menjadi 45.857 pada Selasa (22/11/2022).
5. Isu pelanggaran HAM pekerja migran
Sejumlah media juga melaporkan perlakuan tidak manusiawi terhadap ribuan pekerja migran yang membangun infrastruktur untuk Piala Dunia. Laporan CNN menyebut bahwa seorang pekerja migran asal Nepal dengan nama samaran Kamal belum mendapatkan bonus yang dijanjikan dan bahkan dijebloskan ke penjara untuk alasan yang tidak jelas.
"Saya tidak diberitahu mengapa saya ditangkap. Orang-orang hanya berdiri di sana ... ada yang berjalan dengan belanjaan mereka, ada yang hanya duduk di sana sambil merokok ... saya ditangkap tanpa tahu apa yang terjadi," kata dia.
Meski demikian, otoritas Qatar sendiri membantah laporan tersebut.
Seorang pejabat pemerintah Qatar mengatakan kepada CNN dalam sebuah pernyataan: "Setiap klaim bahwa pekerja dipenjara atau dideportasi tanpa penjelasan itu tidak benar. Tindakan hanya diambil dalam kasus yang sangat spesifik, misalnya jika seseorang berpartisipasi dalam kekerasan."
6. Diboikot selebriti dunia
Karena sejumlah kontroversi yang menyelimuti gelaran Piala Dunia kali ini, selebriti dunia seperti Shakira hingga Dua Lipa dilaporkan melakukan boikot secara diam-diam.
Sebelumnya, Shakira dijadwalkan untuk tampil dalam pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar, tetapi berubah pikiran pada menit terakhir. Menurut kantor berita Spanyol El Programa de Ana Rosa, pembawa acara Adriana Dorronsoro mengatakan: "Sudah dikonfirmasi kepada saya bahwa Shakira tidak akan tampil pada upacara pembukaan, tetapi mereka tidak mau mengatakan apakah Shakira akan memiliki peran lain sepanjang Piala Dunia."
Diva pop asal Kolombia ini sebelumnya tampil di tiga upacara pembukaan Piala Dunia pada 2006 (Jerman), 2010 (Afrika Selatan) dan 2014 (Brasil).