Pandemi Menguji Ketangguhan “Kartini-Kartini Indonesia”
Perempuan Indonesia paling berdampak akibat pandemi Covid-19
WARTASULUH.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung setahun lebih berdampak luas kepada semua sektor kehidupan dan semua lapisan masyarakat. Berbagai pembatasan sebagai upaya pengendalian Covid-19, secara langsung melahirkan berbagai kerentanan terutama bagi kaum perempuan.
Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, sektor ekonomi yang cukup terguncang membuat perempuan terutama para ibu harus bersiasat agar semua kebutuhan keluarga tetap bisa berjalan baik. Di sisi lain, selama pandemi ini terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja perempuan disebabkan sektor di mana tenaga kerja perempuan banyak terserap seperti ritel dan pariwisata sangat terdampak sehingga sebagian harus dirumahkan bahkan harus di PHK.
Tidak hanya itu, bagi ibu pekerja yang harus Work from Home (WFH) harus membagi waktunya menjaga atau membimbing anak-anaknya sekolah yang juga dilakukan secara daring.
“Berbagai dampak pandemi ini, membuat perempuan menjadi salah satu kelompok yang paling rentan. Beban perempuan semakin berat. Pandemi benar-benar menguji ketangguhan ‘Kartini-Kartini Indonesia’.
Semoga pandemi ini segera berlalu sehingga berbagai beban ini berangsur terangkat dan perempuan Indonesia bisa lebih fokus melakukan penguatan pemberdayaan sehingga perannya dalam pembangunan bangsa semakin signifikan,” ujar Fahira Idris di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta (21/4/2021).
Selain itu, beban tambahan lain yang harus dihadapi perempuan adalah sektor paling dominan dikuasai perempuan yaitu UMKM juga harus berjibaku selama pandemi ini. Jika merujuk kepada data Kementerian Koperasi dan UMKM, UMKM yang dikelola perempuan mencapai 64,5% dari total UMKM di Indonesia atau mencapai 37 juta UMKM.
Sebelum pandemi, kontribusi pendapatan perempuan mencapai 36,7%. Namun akibat pandemi, geliat sektor UMKM yang menjadi pilar utama pemberdayaan perempuan terancam. Artinya, banyak perempuan yang menggantungkan kehidupannya dan keluarganya dari UMKM juga ikut terancam.
Secara garis besar, lanjut Fahira, semua kondisi ini bisa diperbaiki jika pandemi ini secepat mungkin bisa kita kendalikan. Selama pandemi masih berlangsung maka kondisi-kondisi seperti ini akan terus terjadi.
Hal penting yang harus ditingkatkan pemerintah seiring upayanya mengendalikan pandemi ini khususnya untuk pemberdayaan perempuan adalah lewat berbagai kebijakan stimulus yang khusus menyasar perempuan.
“Karena perempuan pelaku UMKM paling rentan terdampak pandemi Covid-19, berbagai program pemulihan perlu mempertimbangkan prinsip jender agar dampak pandemi bisa diminimkan dan UMKM tetap berjalan. Agar perempuan penggerak UMKM mampu bertahan Pemerintah harus memastikan kelancaran berbagai program stimulus dan akses permodalan. Ini menjadi penting untuk memastikan keberlangsungan kemandirian ekonomi perempuan pelaku UMKM,” pungkas Fahira. (Rls)