Filep Wamafma Sebut Akar Kekerasan di Papua Adalah Pertarungan Kuasa

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Papua Barat, Dr Filep Wamafma SH M Hum memberikan tanggapan kritisnya atas konflik berkepanjangan antara KKB dan TNI yang tak ada habis-habisnya.

Filep Wamafma Sebut Akar Kekerasan di Papua Adalah Pertarungan Kuasa
Dr Filep Wamafma SH M Hum

WARTASULUH.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Papua Barat, Dr Filep Wamafma SH M Hum memberikan tanggapan kritisnya atas konflik berkepanjangan antara KKB dan TNI yang tak ada habis-habisnya. Dia berpendapat akar kekerasan di Papua adalah pertarungan kuasa.

“Coba kita lihat rentang waktunya, sudah berapa lama KKB ini terus eksis? Sangat lama. Negara hampir tiap tahun menurunkan pasukan. Bukannya tambah aman, malah tambah parah,” ucap Filep Wamafma.

Filep Wamafma mempertanyakan eksistensi para TNI yang jumlahnya ribuan di Papua namun kekerasan tak kunjung berkurang. Apalagi menurutnya, oknum TNI yang juga pernah berbuat salah tembak warga sipil semakin mengekalkan tindakan kekerasan di Papua.

“Pertanyaan mendasar ialah, apakah ada keseriusan dari kedua belah pihak, KKB dan Pemerintah Indonesia, untuk mengakhiri banalitas kekerasan ini? Dari dulu, rezim berganti rezim, perjuangan dan aspirasi mengenai diadakannya dialog, selalu berakhir nihil. Apakah pendekatan pembangunan infrastruktur yang dibarengi dengan penurunan sejumlah militer sudah mampu menyelesaikan persoalan?” tanya Filep.

Peristiwa pembakaran BTS menurut Wamafma adalah warning agar semua pihak berupaya memperhatikan akar persoalan, sehingga mencari solusi, bukan saat masalah sudah terjadi.

“Kekerasan, atas nama apapun, harus ditentang oleh semua pihak. Pada tataran yang sama, dialog, atas nama kedamaian Papua, harus segera dilakukan. Fasilitas publik dalam ruang publik pun tidak boleh dijadikan bagian dari kekerasan itu sendiri, baik sebagai sarana maupun objek kekerasan,” tutur senator yang akrab dipanggil Pace Jas Merah ini.

Ia mengajak semua pihak untuk melepaskan kepentingan pribadi demi kedamaian Papua, melepaskan ego sektarianisme, menjadikan nilai kemanusiaan semata-mata sebagai pegangan bersama.

“Apakah kekerasan dapat dilawan? Pasti bisa, semuanya harus dimulai dengan niat bahwa Papua bisa damai bila semua pertarungan kuasa di ruang publik itu dihentikkan,” tegasnya.

Seperti diketahui pada Sabtu (9/1/2021), Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) membakar dua Base Transceiver Station (BTS) milik Telkom, yaitu BTS 4 di Distrik Omukia dan BTS 5 di Distrik Mabuggi Kabupaten Puncak Jaya.

Adapun peristiwa ini terungkap setelah pihak Palapa Ring Timur melakukan pengecekan menggunakan helikopter karena kedua BTS tidak memancarkan sinyal. (Rilis/Lis)