Fadli Hariadi dan Arbainah Sejak 2005 Tabungkan Uang Jualan Pisang Goreng di Serdang Bedagai untuk Bisa Naik Haji

Pasangan suami istri (Pasutri) Fadli Hariadi dan Arbainah sejak tahun 2005 menabungkan uang jualan pisang goreng di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Provinsi Sumatera Utara untuk bisa menunaikan ibadah haji tahun ini.

Fadli Hariadi dan Arbainah Sejak 2005 Tabungkan Uang Jualan Pisang Goreng di Serdang Bedagai untuk Bisa Naik Haji
Pasangan suami istri (Pasutri) Fadli Hariadi dan Arbainah sejak tahun 2005 menabungkan uang jualan pisang goreng di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Provinsi Sumatera Utara untuk bisa menunaikan ibadah haji tahun ini. FOTO: Kemenag

WARTASULUH.COM, MAKKAH - Pasangan suami istri (Pasutri) Fadli Hariadi dan Arbainah sejak tahun 2005 menabungkan uang jualan pisang goreng di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Provinsi Sumatera Utara untuk bisa menunaikan ibadah haji tahun ini.

Fadli Hariadi dan Arbainah tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 14 Embarkasi Medan (KNO 14). Fadli sangat bersyukur akhirnya bisa menunaikan ibadah haji setelah 12 tahun menunggu.

“Sebelumnya saya bersama istri mendaftar haji dengan menyetorkan Rp25 juta per orang untuk mendapatkan nomor porsi. Alhamdulillah penantian panjang menjadi Tamu Allah bisa terwujud,” ungkapnya, dikutip Wartasuluh.com dari laman Kemenag.go.id, Senin (19/5/2025).

Ia berbagi cerita bahwa profesi berjualan pisang goreng di pinggir jalan Desa Sialang Buah, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai ditekuninya sejak 2005. 

“Setiap hari mulai pukul 8 pagi sampai pukul 4 sore saya berjualan bersama istri. Setiap hari kami jualan tidak ada hari libur, jika merasa lelah kami baru libur,” ungkapnya.

Suami istri yang memiliki dua anak ini rutin menyisihkan uang sebagai tabungan untuk berangkat haji. Sedikit demi sedikit uang hasil penjualan pisang goreng dikumpulkan untuk tabungan haji.

“Pendapatannya tidak menentu Pak, terkadang ramai, namun juga terkadang sepi. Namun kami menjalaninya dengan penuh kesabaran karena rezeki sudah diatur Allah SWT,” ucapnya.

Suka duka berjualan pisang goreng juga disampaikan Arbainah. “Saat anak kami masih bayi, saya bersama suami memasang kain gendong dan mengayunkan anak kami di ranting sebatang pohon di dekat kami berjualan. Saat itu tempat berjualan kami masih berupa tenda bongkar pasang,” kata Ardiah.

“Anak kami besar-besar di jalan lah Pak,” ungkap Arbainah sambil tersenyum.

Pasutri ini berharap diberi kesehatan dan kemudahan dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji dan kembali ke Tanah Air dengan mendapat predikat sebagai haji mabrur. 

Di tanah suci nanti, Pasutri ini ingin mendoakan keluarga yang belum berkesempatan menunaikan ibadah haji agar bisa menunaikan Rukusan Islam kelima.

Melalui kisah Pasutri ini kisa bisa mengambil Pelajaran bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita bekerja keras diiringi doa dan kesabaran, jika Allah SWT berkehendak segala jalan akan dimudahkan. (kha)