Domang dan Tari Dua Ekor Anak Gajah Penghuni TNTN Dinobatkan Sebagai Warga Kehormatan Provinsi Riau
Domang dan Tari dua ekor anak gajah penghuni Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) akan dinobatkan sebagai Warga Kehormatan Provinsi Riau oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, sebagai simbol penting hubungan timbal balik antara manusia dan alam.

WARTASULUH.COM, PEKANBARU — Domang dan Tari dua ekor anak gajah penghuni Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) akan dinobatkan sebagai Warga Kehormatan Provinsi Riau oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, sebagai simbol penting hubungan timbal balik antara manusia dan alam.
Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid, mengatakan, penobatan Domang dan Tari sebagai warga kehormatan bukanlah sekadar simbolis.
Keduanya bahkan akan dibuatkan semacam identitas kependudukan, sebagai bentuk pengakuan kehidupan satwa liar juga merupakan bagian dari ekosistem sosial yang memiliki hak untuk hidup berdampingan secara damai dengan manusia.
“Nanti kita kasih kartu tanda penduduk (KTP), karena bagaimana pun mereka juga warga kita. Bagaimana kita hidup berdampingan dengan semua ekosistem,” ungkap Abdul Wahid, Rabu (2/7/2025).
Gagasan tersebut merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam memperkuat kesadaran ekologis serta memperlakukan fauna sebagai bagian penting dari komunitas hidup yang harus dihormati dan dilindungi.
Abdul Wahid memandang, menjaga keseimbangan antara manusia, flora, dan fauna merupakan langkah strategis dalam memastikan keberlanjutan kehidupan.
Dalam konteks ini, Riau ingin menunjukkan pelestarian hutan dan perlindungan satwa bukan hanya tentang konservasi, tetapi juga soal kelangsungan hidup umat manusia secara keseluruhan.
“Kita ini adalah makhluk mutualisme, maka dari itu perlu untuk menjaga keseimbangan alam supaya keberlanjutan manusia juga terjaga,” kata Abdul Wahid.
Jika ekosistem tidak dijaga, katanya, maka dampaknya akan sangat luas. Emisi karbon dari kerusakan hutan bisa menebal dan mengganggu keseimbangan atmosfer, termasuk kadar oksigen di lapisan ozon.
Oleh karena itu, menjaga hutan sama artinya dengan menjaga diri sendiri, menjaga napas kehidupan untuk generasi yang akan datang.
“Jika hutan tidak dijaga maka emisi karbon akan semakin tebal dan akan mempengaruhi oksigen yg ada di ozon sehingga dapat membahayakan kita,” tambah Abdul Wahid. (kha)