SEA Games 2025 Thailand, Indonesia Berpotensi Kehilangan 41 Medali Emas
SEA Games 2025 Thailand, Indonesia berpotensi kehilangan 41 medali emas karena banyak nomor cabor yang menjadi unggulan Indonesia saat SEA Games sebelumnya tidak dipertandingkan.
WARTASULUH.COM, JAKARTA - SEA Games 2025 Thailand, Indonesia berpotensi kehilangan 41 medali emas karena banyak nomor cabor yang menjadi unggulan Indonesia saat SEA Games sebelumnya tidak dipertandingkan.
Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Surono, menyampaikan potensi emas yang akan hilang pada nomor cabor misalnya dari fin swimming, kun bukator, vovinam, soft tennis, pencak silat, wushu, cyckling, esport, wrestling, kick boxing, dragon boat, karate, sepak takraw, cricket, hingga judo.
Namun, kata Surono, Indonesia berpotensi juga mendapatkan tambahan 32 emas dari nomor cabor yang dipertandingkan pada SEA Games 2025 tidak dipertandingkan pada SEA Games sebelumnya.
Rinciannya dari nomor cabor rowing, canoe, archery, equestrian, shooting, woodball, sport climbing, waterski, skateboard, chess, mixed martial art, dan modern pentathlon.
"Meski berpotensi kehilangan 41 medali emas, namun Indonesia masih berpeluang mendapatkan potensi tambahan dari nomor cabor yang di SEA Games Kamboja sebelumnya tidak dipertandingkan," ujar Surono, Sabtu (8/11/2025).
Oleh karenanya, Deputi Surono berharap cabang olahraga yang sedang menjalani pemusatan latihan menjelang SEA Games tahun ini bisa memaksimalkan dan mampu meningkatkan performa.
"Tentu sampai saat ini tim review sedang melakukan analisa dan menjalani proses yang bertahap. Prinsipnya kita melayani dengan baik terhadap federasi olahraga. Kita berharap atlet yang melakukan pelatnas bisa meningkatkan performa," pungkas Deputi Surono.
Kemenpora RI telah merampungkan proses review terhadap 52 cabang olahraga (cabor) yang dipersiapkan menuju SEA Games 2025 Thailand. Hasil peninjauan cabor kini sedang dianalisa untuk memetakan target medali.
Surono, menyampaikan review dilakukan dari tim yang terdiri dari para pakar, praktisi olahraga, perwakilan KONI, dan NOC Indonesia. Hal ini dilakukan guna memastikan target prestasi secara terukur dan berbasis data.
"Kami sedang menganalisa seberapa besar peluang untuk bisa tetap mempertahankan tiga besar. Setiap mematok target tentu harus berdasarkan data. Kami harus bisa mengkomparasikan data yang ada, calon lawannya siapa, kemudian posisinya kayak apa dan kekuatan kelemahannya itu apa dari atlet kira,” ujar Surono. (kha)


Lestari 



