Sandiaga Uno Sampaikan Kunci PEN di Seminar Nasional SNPM UNRI ke-3
WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Sejalan dengan strategi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terhadap era new normal, di antaranya adalah dengan berinovasi, adaptasi, dan kolaborasi dalam konteks pemberdayaan masyarakat sebagai kunci dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Hal itu disampaikan Dr Sandiaga Salahuddin Uno BBA MBA Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia secara virtual pada Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat (SNPM) ke-3 Universitas Riau (UNRI), Kamis (19/11/2021).
Lebih lanjut, Menparekraf memberikan apresiasi kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNRI yang telah memberikan wadah untuk sama-sama memberikan informasi dan wawasan pada saat ini untuk merumuskan strategi pemanfatan informasi dan teknologi tentunya bagi penanganan covid-19 di Indonesia.
“Sudah hampir dua tahun Covid-19 ada dalam tantanan keseharian kita ini menjadi tantangan sekaligus peluang karena terdampak seluruh lini kehidupan kita, mulai dari kesehatan, pendidikan, pariwisata, dan ekonomi,” ungkapnya dalam kegiatan yang mengangkat tema “Pengembangan Inovasi dan Teknologi Melalui Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat untuk Kebangkitan Ekonomi Menuju Masyarakat Mandiri di Masa New Normal”.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada era new normal ini melakukan tiga langkah pemberdayaan masyarakat, antara lain, inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. “Dapat dilihat bagaimana masyarakat saat ini bisa sejatinya menggunakan inovasi menggunakan teknologi yang terus dikembangkan untuk memajukan ekonomi kreatif dikalangan masyarakat. Masyarakat bisa mandiri karena masyarakat sendiri yang akan menjadi solusi,” ujarnya.
Dia menyebutkan beberapa waktu lalu mengunjungi Kabupaten Kampar. Dia melihat ada destinasi yang sangat indah Desa Wisata Koto Mesjid.
"Dapat kita lihat nuansa kemiripan raja empat, masyarakat setempat mengemas dengan pendekatan kreatifitas dan inovasi produk-produk ekonomi kreatif berupa kuliner, kria, fashion, yang menjadi produk yang menjadi nilai tambah berbasis kekayaan intelektual dan memberikan solusi,” tuturnya.
Dia melihat kebudayaan yang beragam ekonomi lokal, teknologi kerakyatan, berdampak langsung pada pemulihan ekonomi di masyarakat.
“Dilihat dengan sendirinya, walaupun kita baru lepas dari varian delta tetapi antusiasme masyarakat sangat tinggi. Saya mengajak LPPM UNRI untuk terus mengembangkan usaha berbasis teknologi bernuansa kreatif Diperlukan komitmen dari sivitas akademika UNRI dan institusi lainnya,” ajaknya.
Tambahnya, inovasi harus juga diikuti dengan adaptasi. Adaptasisnya adalah protokol kesehatan yang disebut CHSE Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).
"Ini harus kita lakukan agar para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif masyarakat luas bisa berkembang dengan adaptasi ini menuju tingkat kolaborasi.
Kolaborasi adalah aspek ketiga pada strategi kita menghadapi krisis pemberdayaan masyarakat. Kolaborasi yang melibatkan berbagai stakeholder menghilangkan segala bentuk sekat-sekat dan segala bentuk pragmentasi yang berujung kompetisi yang tidak menghadirkan solusi, kita harus kembali kejatidiri bangsa kita, gotong royong yang dalam konsep kekinian disebut kolaborasi.
Ini menumbuhkan semangat dan akan menghasilkan dampak positif memeperluas jejaring membuka peluang potensi kerjasama.
“Besar harapan saya, melalui seminar nasisonal ini kita dapat melahirkan strategi pengembangan inovasi dan teknologi, baik dari pembicara, peserta, maupun mengajak penelitian atau karya ilmiah dari akademisi untuk memberikan ide menarik. Media sosial juga menjadi salah satu pilar dari pengembangan pemberdayaan masyarakat,” tutupnya. (Rls)