Program Bank Sampah PHR Wujudkan Lingkungan Inklusif Bagi Penyandang Disabilitas

Program Bank Sampah PHR Wujudkan Lingkungan Inklusif Bagi Penyandang Disabilitas
Bertepatan Hari Disabilitas Internasional, PHR bersama LPPM UMRI menggelar kegiatan Peningkatan Kapasitas penyandang disabilitas melalui Program TJSL Bank Sampah di Pekanbaru, Selasa (3/12/2024). (Foto: humas PHR)

WARTASULUH.COM, PEKANBARU – Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember menjadi momentum untuk merefleksikan kembali pentingnya meningkatkan kesadaran untuk terus berupaya mewujudkan lingkungan inklusif bagi penyandang disabilitas. Bersama mitra pelaksana LPPM UMRI, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus memberikan dukungan kepada penyandang disabilitas untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat. 

Melalui Program Tanggung Jawab Sosial (TJSL) pilar lingkungan, PHR bersama tujuh bank sampah binaannya terlibat aktif dalam memberdayakan penyandang disabilitas terlibat langsung dalam pengelolaan sampah menjadi produk-produk bernilai tinggi. Lewat Program Bank Sampah, kaum disabilitas turut aktif berperan dalam pelestarian lingkungan serta membuka peluang dalam mendukung kesejahteraan lewat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).  

“Program Bank Sampah sudah lama kami canangkan bersama mitra pelaksana dengan melibatkan banyak pihak (Pentahelix). Program Bank Sampah ini sangat luas dampak dan manfaatnya. Tidak hanya melestarikan lingkungan, tapi juga mampu meningkatkan ekonomi,” kata Manager External Communication Stakeholder and Relations (ECSR) PHR, Wan Dedi Yudishtira, dalam acara peningkatan kapasitas inklusifitas bersamaan Hari Disabilitas Internasional di Pekanbaru, Senin (3/12/2024).

Bersama LPPM UMRI, PHR sejauh ini telah membina sejumlah bank sampah yang telah membawa manfaat luas bagi masyarakat. Seperti Bank Sampah Tanjung Sawit merupakan bank sampah berbasis desa yang aktif dikelola juga oleh Masyarakat dan perangkat desa. Bank Sampah Sakai Indah yang aktif mengelola limbah sawit, lalu Adiplas daur ulang sampah plastik. Ada juga Bank Minyak Jelantah diprakarsai tokoh pemuda karang taruna yang semakin aktif berjejaring memperluas kampanye pemanfaatan minyak jelantah.

Kemudian Bank Sampah Ibnu Al Mubarok dan Pematang Pudu Bersih yang cukup kawakan dan terus aktif mendidik generasi melalui rumah edukasinya. Tak ketinggalan, bank sampah kelompok disabilitas yang tergabung dalam Yayasan Insan Berguna Nusantara (IBNU) di Pekanbaru.

PHR kata Wan Dedi, merasa bangga dengan keterlibatan aktif para penggiat bank sampah dari berbagai latar belakang dalam upaya pelestarian lingkungan. “Semoga dihari yang baik ini, kita bersama dapat sejajar berkumpul untuk mengkampanyekan inklusi dan terus bersemangat dalam menjalankan peran yang baik untuk menjaga lingkungan,” tuturnya.

Penggerak Bank Sampah Ibnu Al Mubarok, Rinwiningsih mengatakan, bank sampah yang dikelolanya terus maju dan berkembang. Tidak hanya mengelola sampah, bank sampah ini turut mengembangkan usaha mikro kecil menengah dengan melibatkan sepuluh penyandang disabilitas yang terlibat aktif dalam berbagai kegiatan seperti menjahit dan membuat aneka macam kue.

“Ada banyak produk dihasilkan, mulai dari pakaian hingga souvenir. Dalam waktu dekat kami akan jalin kerja sama dengan salah satu lembaga untuk menjahit seragam sekolah,” tuturnya.

Serangkaian dengan dukungan program bank sampah, PHR bersama LPPM UMRI menggelar kegiatan Peningkatan Kapasitas Inklusifitas dengan tema“Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan”, PHR menghadirkan tujuh bank sampah binaan untuk berbagi informasi dan pengalaman seputar pengelolaan sampah menjadi bernilai ekonomi bagi penyandang disabilitas. Lewat kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam menciptakan lingkungan yang lebih inkulsif bagi penyandang disabilitas

“Semoga dapat meningkatkan pemahaman tentang pentingnya inklusi disabiltias berbagai sektor, memberikan pelatihan dan sumber daya kepada peserta untuk implenetasi praktis inklusi disabilitas serta mendorong kolaborasi dengan pemerintah dan organisasi masyarakat dalam mendukung inklusi,” kata Ketua LPPM UMRI Aidil Haris. (Rls)