Benarkah Keseringan Makan Seblak Picu Tumor Payudara? Dokter Bilang Gini
WARTASULUH.COM-Seorang netizen wanita di media sosial TikTok curhat pengalamannya mengidap tumor mammae atau tumor payudara. Pengguna TikTok @put***sis***in itu menceritakan bahwa diagnosis tumor payudara yang dialaminya berkaitan dengan kebiasaan jajan tidak sehat, salah satunya seblak.
Nampak dalam postingan tersebut, wanita berusia 20 tahun itu membagikan sebuah foto ia berada di kursi roda dan ranjang rumah sakit.
"Stop apa? Stop jajan seblak dan jajan jajanan ga sehat lainnya," katanya dikutip dari detikcom, Kamis (21/11/2024).
Sebenarnya seberapa besar sih kaitan jajanan tidak sehat dengan masalah tumor yang dialami oleh wanita tersebut?
Tumor Belum Tentu Kanker
Spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi dr Mira Anna Lubis, SpPD-KHOM menjelaskan tumor payudara secara umum bisa bersifat jinak maupun ganas. Benjolan atau tumor yang muncul di payudara menurutnya belum tentu berkaitan dengan kanker.
Untuk mengetahuinya, pemeriksaan secara mendalam perlu dilakukan, sehingga pasien bisa mendapatkan perawatan yang tepat.
Berbicara soal tumor payudara jinak, dr Mira mengatakan ada beberapa jenis yang paling sering ditemui, misalnya seperti fibroadenoma dan kista payudara. Dua jenis tumor payudara tersebut umumnya berkaitan dengan kondisi hormon yang terganggu.
"Kalau belum tahu kanker, ya bisa apa saja ya. Hormon pun bisa, seperti tumor payudara yang karena hormon kan banyak tuh yang disebut fibroadenoma mammae, atau kista, kan itu biasanya hormon related. Apalagi kan usianya reproduktif yang hormon masih tinggi. Tapi apakah itu related dengan hormon? itu bisa," kata dr Mira dikutip dari Detik.
Kemungkinan Jajan Seblak Bikin Tumor
Berkaitan dengan kebiasaan jajan tidak sehat, dr Mira mengatakan bahwa hal tersebut mungkin saja mengambil peran. Namun, ia mengingatkan bahwa tumor atau kanker merupakan kondisi yang multifaktorial atau tidak dapat disebabkan satu faktor saja.
Oleh karena itu, jajan seblak tidak serta merta membuat seseorang mengalami tumor. Apalagi bila seblak hanya dikonsumsi sesekali dan porsi yang normal.
Ada kombinasi banyak faktor sehingga seseorang dapat mengalami tumor atau kanker. Beberapa faktor risikonya meliputi gender, usia, hormon, genetik, gaya hidup keseluruhan, kebiasaan merokok, genetik, hingga riwayat keluarga. Khusus untuk kanker, biasanya kondisi ini pun terjadi secara kronis atau jangka panjang.
"Tapi apakah kemudian pola makan tidak sehat yang memengaruhi metabolisme secara umum, misalnya kemudian dia jadi high fat dan sebagainya, itu memengaruhi metabolisme dan itu membuat menjadi lebih besar dari rangsangan hormonalnya ya bisa-bisa saja. Jadi memang multifaktor," sambungnya.
dr Mira mengungkapkan pentingnya pemeriksaan dini tumor atau kanker payudara. Pemeriksaan awal bisa dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) untuk memeriksa apakah ada benjolan tumor atau tidak. Apabila ditemukan ada tumor, pemeriksaan lanjutan diperlukan untuk memeriksa apakah kondisi itu berkaitan dengan kanker atau tidak.
Seringkali, pasien yang akhirnya didiagnosis kanker diketahui secara terlambat, sehingga potensi untuk sembuh menjadi sangat kecil.
"Itu mulai pubertas bisa mulai aktif pemeriksaan. Melakukan skrining juga yang terstandar misalnya dengan USG, mammografi, nanti sesuai dengan usianya," kata dr Mira