Kurangi Limbah Masker, Warga SDN 083 Dianjurkan Pakai Masker Cuci Pakai
Masker sekali pakai membawa persoalan baru di tengah pandemi Covid-19 bila tidak dibuang dengan benar

WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Pandemi Covid-19 menyebabkan meningkatnya penggunaan masker sekali pakai. Namun ternyata di balik itu, limbah masker bila tidak dibuang dengan benar dapat menjadi penyebab kerusakan lingkungan alam.
Menyikapi ancaman itu, pihak SDN 083, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru mulai berpikir untuk mengurangi limbah masker di sekolah. Langkah yang dilakukan adalah menganjurkan warga sekolah yang terletak di Jalan Kandis ini untuk menggunakan masker yang bisa dicuci dan dipakai ulang.
"Sekarang masker sekali pakai menjadi perhatian pemerintah. Limbah masker sekali bisa menjadi ancaman bagi lingkungan bila tidak dibuang dengan benar. Berangkat dari kondisi itu, kami mulai melakukan gerakan untuk lebih memilih masker yang bisa dicuci dan dipakai lagi," ujar Kepala SDN 083, Hj Syamsimar SPd MM, Rabu (6/10/2021).
Untuk mendukung gerakan itu, menurut Kepala Sekolah yang baru memimpin SDN 083 tiga minggu ini pihaknya membagikan 'Masker Merah Putih' untuk peserta didiknya. Masker itu terbuat dari kain yang bisa dicuci pakai.
Selain mengimbau pemakaian masker cuci pakai, menurut Syamsimar pihaknya juga mengurangi penggunaan tisu di sekolah. "Anak didik termasuk juga tenaga pendidik dan kependidikan kita imbau membawa sapu tangan dari rumah. Jadi begitu habis cuci tangan langsung dikeringkan dengan sapu tangan sendiri. Ini juga sebagai upaya mengurangi limbah tisu," ungkap Syamsimar.
Semua itu dilakukan pihaknya tujuannya adalah untuk menjaga kebersihan lingkungan. Mengingat SDN 083 merupakan sekolah yang berwawasan Adiwiyata.
Dalam kesempatan tersebut, Syamsimar juga menyebutkan, pihaknya menerapkan protokol kesehatan yang cukup ketat selama Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Seluruh warga sekolah diwajibkan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan membawa hand sanitizer.
Pihaknya juga membagi dua shift pertemuan setiap rombongan belajar. Masing-masing shift berdurasi dua jam. Dalam satu Minggu masing-masing rombel hanya dua kali pertemuan. (Sri)