Sutawijaya ASN Riau Kembangkan Sendiri Learning Management System

Sutawijaya, Aparatur Sipil Negara (ASN) Riau kembangkan sendiri Learning Management System (MLS) atau Sistem Manajemen Pembelajaran oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Riau, untuk memenuhi kewajiban 20 JP bagi ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau melalui Kelas Pengembangan Kompetensi ASN Riau, yang dikenal dengan sebutan LMS Kembangsari.

Sutawijaya ASN Riau Kembangkan Sendiri Learning Management System
Sutawijaya, Aparatur Sipil Negara (ASN) Riau kembangkan sendiri Learning Management System (MLS) atau Sistem Manajemen Pembelajaran oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Riau, untuk memenuhi kewajiban 20 JP bagi ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau melalui Kelas Pengembangan Kompetensi ASN Riau, yang dikenal dengan sebutan LMS Kembangsari. FOTO: Dokumentasi Sutawijaya

WARTASULUH.COM, PEKANBARU - Sutawijaya, Aparatur Sipil Negara (ASN) Riau kembangkan sendiri Learning Management System (MLS) atau Sistem Manajemen Pembelajaran oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Riau, untuk memenuhi kewajiban 20 JP bagi ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau melalui Kelas Pengembangan Kompetensi ASN Riau, yang dikenal dengan sebutan LMS Kembangsari.

Ketika ditanya mengenai tujuan pengembangan LMS Kembangsari kepada pengembangnya, Sutawijaya, mengatakan, LMS ini bertujuan sebagai sarana bantu untuk mempermudah ASN dalam meningkatkan kompetensi mereka, baik dalam aspek teknis maupun fungsional.

"Melalui LMS, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh rekan-rekan ASN," kata Sutawijaya, Minggu (15/10/2023).

Contohnya, bagi mereka yang ingin memperdalam dan mengembangkan kompetensi terkait teknis pembendaharaan, tinggal masuk ke LMS dan belajar secara mandiri kapan saja dan di mana saja.

"Kami memohon doa agar pengembangannya selalu dimudahkan hingga mencapai kesempurnaan di kemudian hari," tutur Sutawijaya setelah memaparkan LMS Kembangsari pada hari Jumat (13/10/2023) di LAN RI, Jalan Veteran 10, Jakarta. 

Pengembangan LMS ini unik karena tidak memerlukan alokasi dana dari anggaran APBD. Upaya pengembangan LMS ini mendapat apresiasi dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia, yang mengintegrasikannya ke dalam program ASN Unggul. 

Pengembangan kompetensi ASN saat ini mendapat fokus serius dari berbagai lembaga pemerintahan, ini merupakan fondasi utama dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat.

Lebih dari itu, peningkatan kompetensi ASN sebanyak 20 Jam Pelajaran (JP) yang sebelumnya merupakan hak, kini telah menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap ASN setiap tahun.

Koordinator Umum Pusat Teknologi Pengembangan Kompetensi LAN RI, Rudy Masthofani, menyatakan apresiasi yang tinggi terhadap inisiatif BPSDM Provinsi Riau dalam melaksanakan Proyek Perubahan untuk salah satu peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator Provinsi Riau tersebut.

"Kami sangat mengapresiasi, dimana ASN Riau telah mengembangkan LMS secara mandiri tanpa membebankan biaya kepada Pemerintah. Kami bersama-sama membantu menggesa pengembangan Kembangsari yang saat ini telah terintegrasi kepada LMS ASN Unggul milik LAN RI,” kata Rudy Masthofani.

Seperti yang kita ketahui, biaya pembuatan LMS tidaklah murah. Pembangunan sebuah LMS dapat menghabiskan dana ratusan juta hingga milyaran rupiah. Rudy menyebutkan bahwa beberapa daerah lain juga menganggarkan dana besar untuk pengembangan LMS ini.

"Nah, dengan terintegrasinya LMS Kembangsari ke dalam ASN Unggul LAN RI, Pemerintah Provinsi Riau dapat menghemat anggaran yang luar biasa dan dapat dialihkan ke program lain yang lebih bermanfaat," kata Rudy.

"Terintegrasinya kembangsari ke ASN Unggul juga membantu Pemerintah Provinsi Riau dalam mempublikasikan berbagai program pelatihan ke seluruh Indonesia melalui tenant yang ada,” tambah Rudy. (kha)