Kenapa Penggunaan Garam Sehari-hari Perlu Dibatasi?
WARTASULUH.COM- Penggunaan garam sehari-hari, baik dalam masakan atau pun makanan sudah dalam bentuk jadi, terkadang memang kurang bisa dikontrol dengan ketat dan tepat.
Padahal konsumsi garam dalam asupan harian setiap orang perlu dibatasi. Jika melebihi batas bisa memicu terjadinya hipertensi atau tekanan darah tinggi. Jika asupan garam alias natrium itu tinggi, maka akan terjadi peningkatan kadar natrium di darah.
Untuk mengurangi kadar natrium, terjadi peningkatan asupan air ke pembuluh darah. Peningkatan volume darah inilah yang akhirnya membuat organ jantung jadi bekerja memompa darah dengan lebih kuat. Sampai akhirnya bisa memicu terjadinya komplikasi.
Diungkap Tria Anggita, Nutrition and Education PT Ajinomoto Indonesia, menurut catatan Jurnal Gizi Indonesia 2016, ternyata 73 persen asupan natrium masyarakat Indonesia itu justru dari proses memasak di rumah.
“Rata-rata masyarakat Indonesia memiliki asupan garam melebihi (yang) rekomendasi, yang direkomendasi itu kurang 5 gram per hari atau sama dengan 1 sendok teh per hari,” jelas Tria, kala ditemui dalam acara GEMBIRA (Gerakan Memasak Bergizi) di Karawang, baru-baru ini.
Lantas bagaimana tips untuk lebih bijak dalam penggunaan garam dalam asupan makan sehari-hari? Penerapan bijak garam, bisa dilakukan pertama dengan mengurangi konsumsi garam dalam masakan yang dibuat dan dimakan sehari-hari.
Dalam penjelasannya, Tria menyebut, tak perlu takut cita rasa makanan jadi kurang sedap, karena sebetulnya bisa disiasati dengan pemakaian MSG.
“Kurangi konsumsi garam, dan bisa tambahkan MSG. Kandungan natrium dalam MSG hanya 12 persen, sedangkan natrium dalam garam mencapai 39 persen. Artinya natrium dalam MSG hanya 1/3 dari natrium dalam garam,” jelas Tria.
Sehingga, masakan atau makanan yang disantap tetap punya cita rasa yang lezat.
“MSG membantu meningkatkan cita rasa dari makanan yang dikurangi rasa asinnya dari garam, masakan atau cita rasa makanan tetap enak. Anda bisa mengurangi konsumsi garam (Natrium) hingga sekira 30 persen,” pungkas Dita.