Kanker Payudara Bisa Diprediksi 5 Tahun Sebelumnya

Kanker Payudara Bisa Diprediksi 5 Tahun Sebelumnya
Kanker Payudara

WARTASULUH.COM- Oktober diperingati sebagai Bulan Kesadaran Kanker Payudara atau Breast Cancer Awareness Month setiap tahunnya. Bulan peringatan ini ditetapkan untuk meningkatkan kesadaran dan deteksi dini kanker payudara.

Hingga saat ini, kanker payudara adalah salah satu konsentrasi utama di dunia kesehatan. Bahkan, kanker payudara menempati urutan pertama dalam jumlah kanker terbanyak di Indonesia.

Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), Data Globocan 2020 menunjukkan bahwa kasus kanker payudara di Indonesia telah mencapai 68.858 kasus, sedangkan angka kematian mencapai lebih dari 22 ribu jiwa.

Mengutip dari keterangan pers yang diterima CNBC Indonesia dari Nalagenetics, ada tiga risiko kanker payudara yang dapat dideteksi sejak dini melalui analisis DNA, yakni risiko poligenik, risiko klinis, dan risiko monogenik.

Risiko poligenik adalah pemberian skor untuk memprediksi risiko perkembangan penyakit dalam lima tahun ke depan. Sementara itu, risiko monogenik mempertimbangkan kondisi kesehatan tertentu melalui pemeriksaan gen, seperti BRCA1 atau BReast CAncer1 dan BRCA2 atau BReast CAncer2.

Terakhir, risiko klinis mengevaluasi individu berdasarkan risiko klinis dan genetik yang dikategorikan ke dalam risiko tinggi atau rata-rata.

Samuel J. Haryono, spesialis bedah onkologi RS Siloam MRCCC mengungkapkan bahwa penyebab kanker payudara bervariasi, termasuk faktor genetik, gaya hidup, dan hormonal.

Pada 2022, sekitar 68%-73% kasus kanker payudara terdeteksi pada tahap lanjut (tahap 3 dan 4), dengan tingkat kelangsungan hidup yang rendah, sekitar 70% dan 25%. Namun, pada tahap awal (tahap 1 dan 2), tingkat kelangsungan hidup lebih optimistis mencapai hampir 100% dan 90%. Rendahnya kesadaran deteksi dini menjadi penyebab tingginya tingkat kematian.

"Disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih awal dan screening dini, terutama bagi kaum wanita, guna menekan tingkat kematian dan keparahan kondisi pasien. Deteksi dini dapat dilakukan melalui pemeriksaan rutin sendiri (sadari) dan secara klinis ke rumah sakit. Hadirnya alat tes prediksi yang cukup mudah digunakan menjadi alternatif pemeriksaan secara dini kanker payudara dan penggunaannya cukup mudah."

Cara Mendeteksi Kanker Payudara

Hingga kini, Kemenkes dan Yayasan Kanker Indonesia meminta para perempuan untuk rutin melakukan Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Hal ini untuk mendeteksi dini kanker payudara guna menekan angka kematian hingga 43 persen. Selain itu, SADARI juga merupakan bentuk prioritas Pemerintah Indonesia dalam penanganan kanker payudara.

Umumnya, gejala kanker payudara adalah ada benjolan tanpa rasa nyeri di payudara, terdapat perubahan tekstur kulit payudara berupa mengeras dengan permukaan menyerupai kulit jeruk, adanya luka yang tidak kunjung sembuh, keluarnya cairan disertai bercak darah, dan terdapat cekungan atau tarikan di kulit payudara.

Terdapat enam langkah SADARI yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara, Yayasan Kanker Indonesia merekomendasikan untuk dilakukan 7-10 hari setelah menstruasi, yakni.

Berdiri tegak dengan lengan menjuntai di depan cermin, lalu perhatikan apakah ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, seperti pembengkakan dan/atau perubahan pada puting.

Letakkan kedua tangan di atas kepala. Dengan posisi tersebut, periksa bentuk dan ukuran payudara dengan cermat.

Tempatkan kedua tangan di pinggang dan gerakkan lengan hingga bahu ke arah depan untuk melihat lebih jelas apakah ada benjolan pada payudara.

Tekan payudara secara melingkar untuk meraba apakah terdapat benjolan yang berpotensi menyebabkan kanker.

Tekan bagian puting secara perlahan untuk memeriksa apakah keluar cairan yang tidak normal.

Ulangi lima langkah di atas, tetapi dengan posisi berbaring. Caranya adalah mengangkat lengan ke atas dan meletakkan bantal kecil di bawah bahu kanan. Dalam melakukan langkah ini, gunakan ujung jari-jari dan tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.